Selasa, 01 Desember 2015

A Long Desember


Ibu kota yang ketika berbicara menjadi cukup akrab dengan orang asing di kendaraan umum dan pastinya akan dianggap aneh, dan ketika mengucapkan salam atau permisi di gang-gang pemukiman padat sambil tersenyum menjadi suatu keluarbiasaan Jakarta yang terlalu keras penuh curiga dan tak peduli lagi dengan orang lain atau pun lingkunganya.

Berhimpitan gedung penuh sesak, tersesat di gang-gang mirip labirin tetapi cuma bisa dilewati satu orang saja kalau berpapasan terpaksa harus bersenggolan hahaa inilah namanya gang senggol brur and sez.

Suasana Jakarta yang penuh suka cita dengan kemacetanya yang membuat di rindukan oleh penduduknya, kalau tak macet menjadi seduikit aneh bahkan agak was-was takut ada razia ..hhehe. Barisan kuda besi saling memacu di jalan raya penuh debu di tengah teriknya mentari. Pemandangan sehari-hari naik motor bertiga ..hmm mungkin kalau dahulu kala ada sebutan pria hidung belang tapi sekarang ada juga sebutan buat wanita. Wanita leher belang hahaha.. biasanya dapat kita bisa jumpai di jalan-jalan, mal, diatas jembatan bahkan di pinggiran kali atau mereka sedang naik motor bertiga dengan celana gemes sebuah fenomena yang tak terlalu aneh lagi terlalu pedas membuat mata perih chili-chilian ini.

Waktu merayap begitu cepat di penghujung Desember yang tak seperti lagunya Counting Crows - A Long December dari pemutar mp3 ini. Sepi senyap Jakarta yang katanya tak pernah tertidur ini sehabis hujan setelah siang yang teralalu terik. Dan di saat purnama datang dengan lolongan anjing kampung yang penuh luka yang tak kunjung mengering di seluruh tubuhnya ada satu anak manusia keturunanya Adam dan Hawa yang menjelma menjadi makhluk bebas bersama iringan The Doors lama-lama terdengar samar-samar. Bukan pengaruh dari air 25% (alcohol). Tidak juga dengan kepulan asap marijuana pula. Hanya saya sendiri yang berfantasi sambil menatap langit malam.  Melesat ke langit ketujuh penuh imaji yang basi yang terlampau tinggi sekali dan tak mau jatuh seperti pesawat air asia itu.

Dari kejauhan rumah ini di tepi sudut gang buntu menampakan pemandangan sebuah perjamuan penuh cinta (CIu campur faNTA) untuk melepaskan dari hembusan angin malam yang semakin menusuk kulit di luar sana. Terhentak lolongan anjing penuh luka itu karena tadi siang habis bertarung demi mempertahankan daerah kekuasaanya dari anjing pendatang baru yang tinggal di rumah sebelah yang nampak menjadi terlalu mewah di antara deretan rumah di kampung ini yang sederhana tak pernah merana karena kegelamoran metropolitan.


Edwanov  Januari 2015
   dimuat komazine # 17 hey, feb