Rabu, 08 Juli 2015

Mempersilakan kecoa masuk kedalam bioskop


kecoa ke megaria ilustrasi UU

Saat hujan tak henti-hentinya turun membasahi tanah Jakarta, sekedar mencari tempat untuk terhindar dari guyuran air yang tertumpah begitu deras dari langit yang sedang bersedih melihat buruh yang terpaksa mengangur karena habisnya masa kerja, petani yang terbakar kulitnya tapi hasil panennya jauh dari apa yang mereka curahkan demi meperoduksi pangan dan hasilnya mereka harus terpaksa menjual hasil kepada para tengkulak dan mau tak mau menjaual sawahnya demi menyekolahkan anak-anaknya tapi anak-anakanya sudah sekolah SD, SMP, SMA sampai perguruan yang tinggi berharap untuk merubah nasib dan kelas sosialnya terpaksa harus mengangur karena mereka hanya menjadi penonton karena banyak sekali pekeja asing yang bekerja di negri ini dengan globalisai kapitalisme yang mencengkaran karena tak ada lagi sebuah perlawanan yang kuat dengan persatuan rakyat tertindas.

Hmm melayang terbayang dari desa-desa sampai ke kota akhirnya seekor kecoa membuyarkan sebuah lamunan yang begitu nyata di depan mata. Mempersilakan seekor kecoa masuk terlebih dahulu ke dalam bioskop, mungkinan kecoa tersebut penasaran melihat orang-orang mayoritas anak-anak muda masuk ke dalam sana dan membayar begitu besar apa lagi dengan atau tak berpenghasilan untuk menonton sebuah film yang berideologi propaganda kapitalisme membawa sebuah pesan dan angan-angan tentang tak perlu melawan, apa lagi menghimpun diri dalam sebuah organisasi perlawanan, hanya Cuma menonton dan bermimpi melawan toh kapitalisme akan hancur dengan sendirinya hahahaha (mimpi saja).
hujan

Hujan tak reda juga sudah hampir dua jam kurang lebihnya menunggu di dalam bioskop bukannya untuk menonton tapi ya berteduh dari guyuran hujan. Menonton bioskop dan rupa-rupa para pengunjung itulah tepatnya. Hahaha anehnya lagi banyak yang mereka lakukan sewaktu menunggu mereka sibuk sekali masuk ke dalam dunianya sendiri mungkin termasuk dalam katagori autis tapi mereka kan orang normal buktinya mereka menunggu kekasih mereka atau kawan-kawan mereka untuk menonton secara masal di bioskop.

Dengan gadget terbaru pakaian trendy masa kini menjadi untuk dianggap manusia dengan konsumtif maka kau ada, kalau tak konsumtif kau bukan manusia tapi sejenis mahluk aneh berupa manusia hahahaa tawa kecoa semakin nyaring terdengar mengelitik,” kenapa kau tak seperti mereka?” yang tak bebas dan merdeka dari belenggu branding, pencitraan yang prestise oleh sebuah produk yang sebenarnya mereka tak di butuhkan itulah yang namanya konsumtif.


Uu November 2013 saat cuaca sejuk, Jakarta |komazine| no.16|hujan

Sorry I’m FART


Ketika sesuatu yang tak terlihat namun membuat sedikit kekacauan itulah ketut saling diam menuduh, mencari siapa pelempar bau. Memang ketut tak berbentuk tapi menyengat, bau busuk menusuk-nusuk hidung ketika ketut tak bisa di kurangi, tak bisa di kalikan tapi bisa di bagikan kepada siapa pun yang mempunyai pernafasan yang sehat beda kalau hidung tersumbat terkena flu nafas saja sulit apa lagi mencium bau. Ketut pun posisis arahnya mengikuti arah mata angin, ketut juga bisa yang menyebabkan perang saling tuduh. Bahasa ketut bisa di tulis tapi tak bisa di visualisakan, ketut cuma setinggi hidung namun selanjutnya tak terhitung.

Kentut maaf saya kadang berbunyi kadang tidak berbunyi tapi mungkin agak sedikit berbau busuk. Kalau kentut tak di keluarkan bisa membuat perut ini sakit tapi kalau kentut di keluar merayap dengan peredam tak berbunyi menimbulkan kekacauan hahahaha bau busuk

Banyak orang banyak bicara besar tapi tak ada bukti nyata, sepertinya lebih gampang kentut ketimbang melaksanakan kata-kata. Ketika dakwah di campur sama kentut sang penguasa bringas membabi buta merampok uang yang bukan haknya menjual kekayaan alam demi pundi-pundi kekayaan kelompoknya saja. Ah.. masih saja sepeti hikayat dulu salah sendiri jadi rakyat selalu tertindas, tapi bukan untuk rakyat yang cerdas dan berlawan. Kalau belum mampu angkat senjata mari kita berkumpul menghimpun kentut di depan penguasa coba pada mati kebauan nggak mereka.. wkwkwkwk


Uu Desember 2013 |komazine| no.15|amok|