Minggu, 25 Oktober 2009

bukan untuk biadab, INFUS

Bukan Untuk Biadab KOMAZINE edisi 07 yang terbit di bulan Agustus yang masih di hantui oleh sebuah pesimisme dalam hidup yang penuh dengan keapatisan individu-individu yang hidup bagaikan zombie yang hidup tanpa rasa untuk bersama-sama.
Keautisan hidup ( baca : dengan dunia sendiri/individual ).

Pencuri kehidupan dengan membawa kita untuk memiliki hasrat mencari tanpa akhir,tergeraknya hasrat/keinginan yang tak ada habisnya. Konsumtif dalam menyambut bulan puasa dan hari raya lebaran dan kebetulanya lagi bersamaan dengan 64 Tahun Revolusi Agustus , sebuah hasrat ingin terlepas dari penindasan dan ketidakadilan dalam kehidupan ini kembali terkekang dalam jeratan konsumtif yeah..

Baiklah memulai hidup ini dengan bekerja untuk hidup, hidup untuk cinta dan untuk belanja , maka …. jika saya dapat membeli semua barang , saya takkan perlu bekerja dengan cinta lagi !!!!

Okey salam persaudaraan dan kesetaraan Kami harap kawan-kawan tidak terlalu berharap pada isi terbitan,karena kami cuma memberikan sebuah titik terang dalam kamar yang gelap gulita ini namun walaupun begitu kami tak menutup untuk sebuah komunikasi,apa bila di antara kawan-kawan ingin memdiskusikan dan memberi tulisan untuk di muat dalam zine ini dapat meng hubungi email kami

Ya sudah ,cukup sudah kebusukan basa-basi ini, siap kan pengaman dan teh atau kopi kalian , dengarkan musik alam biar tak terlalu hening yang membunuh ini !

Salam dari kami

KOMAZINE

coratan kata komazine # 06

Segi 3 megaria

Senyumu kepadaku
Ku teringat Seperti
Sebuah lemparan di depan mata
Cuma2 dua keping
Pecahan lima ratus
= seribu rupiah rupiah
Tiap mereka berhenti di depan
Metropole..megaria
….ah mega bukan megamendung tapi megaria
megaria 9 tahun telah berlalu
Kini sepi duduk menunggu ..tuk pulang
Tanpa ada suara aktifitas pedagang kaki lima
Tanpa suara2 yang lantang
Berteriaaak…gadung gading..gadung melayuu…
Kini sepi
Cuma duduk2 sendiri
Melintasi suasana yang lampau
Megaria Kini XXI
Dulunya twenty one
sama ajah 21 jugaa



^ u_u ^ ajah




Di Musim Liburan


Di lampu merah,kuning dan hijau
Aarrrgh dalam sunyi
Yang ada Cuma deru derasnya mesin
Memecah kesunyian jalan
Dan knalpot menyemburkan asap jalanan yang Meng- hitam
Bau..nya
membuat sesak di dada
… musim libur telah tiba
Sunyi di sudut salemba
Tanpa hujan batu
Yang ada
Cuma kucing-kucingan
Satpol PP versus PKL

^u_u^ajah

PemBajak Hidup

Patah hati bukan akhir dunia tapi sebuah kemarahan,frustasi yap’s memang pembajakan membuat orang menjadi tidak semangat untuk berkarya,tapi sebuah karya apa sukses apa bila karyanya laku banyak di beli atau pun banyak yang suka tapi tak membeli. Daya beli membuat orang menjadi sukses tapi kelompok yang tak mau atau tak mampu memabeli tapi tanpa daya beli bukanlah uang sebagai modalnya tapi bukan sebuah laku atau tidaknya lagu atau film atau pun tiket konser.Para pemuja bukan untuk memiliki tetapi cuma menikmati saja slow-slow bro. Begitu pun juga sebuah rasa cinta kasih, apa harus untuk memiliki tapi tak memiliki akan menjadi terasa indah dalam angan yang begitu sangat nyata bagi seorang yang terhalusinasi oleh bayang-bayang sseorang yang special di dalam hidupnya baik yang orientasi bisexual, homo, atau pun hetro.
pembajak kota_edwanov


Patah hati pada sebuah pembajakan ,seorang penyanyi atau band yang tak mau membuat karya lagi karena perasaan yang kecewa berat dalam sebuah pembajakan karyanya. Mungkin jumlah pembelinya tak banyak tapi pengemarnya banyak apa kalau suka atau fans kita harus memilikinya tapi cukup dengan mendendangkan atau mendengarkan saja dari mp3 yang murah cuma Rp.5000-+ ada macam-macam lagunya hehehehe.. Apa karya seni besar dari sebuah hasil penjualan yang sukses tetapi dari banyak yang menggemarinya. Suka bukan berarti harus memilikinya atau membeli yang asli,memang kalau suka harus di memiliki.

Banyak yang suka pada sebuah karya seni suara apalagi di zaman sekarang ini sesuatu tak harus di beli tapi kini banyak alternative di era digital ketika semuanya dapat didowload dengan cuma-cuma dan dapat diperbanyak dengan mudah,menghancuran dominasi copyright.

Jika hanya yang boleh mendengar dengan membeli tak akan ada yang fenomena atau pun yang menjadi legendaris. Orang-orang Ibarat pertandingan sepak bola menjadi drama apa syarat pertandingan bola menonton dengan syarat uang ,tanpa penonton yang fanatic tanpa uang mereka rela datang beramai-ramai menonton pertandingan ataupun tanpa syarat rela melakukan tawuran.
Inilah yang membuat pemain sepak bola dibayar dengan harga mahal, apa jadinya bila pertandingan di isi dengan gol-gol yang indah tetapi tanpa sorakan, kembang api. Memang menonton tanpa bayar, ya termasuk yang legal. Lepas dari para pemuja yang tanpa uang tak akan ada konser-konser yang semarak atau pun yang menjadi legenda lagi ketika semua di nilai dengan harga (uang), tanpa uang kita bisa mengemari sesuatu apa sesuatu yang tak mungkin kita miliki apa kita harus curi ya kita curi apa yang menjadi hak kita untuk hidup lebih hidup ,rampok apa yang mereka telah curi secara diam-diam dari hidup kita ini.bunuh kemapanan yang membuat hidup ini ngak dapat pencerahan,sesuatu yang baru bukan dari siapa pun tetapi dari dalam diri kita sendiri dan lingkungan komunitas yang mendukung untuk progresif.

Pembajak yang telah membajak hidup ini yang tanpa cuma-cuma tetapi semua dilihat cuma harga berapa yang kita jangkau. Bajak hidup ini menghancurkan nilai-nilai tanpa syarat harga.

U u^

Mempertanyakan Ontologi dari Pendidikan

Aku berfikir maka Aku Ada

(Rene Descartes)


   Sebuah masterpiece dari Descartes yang begitu bermakna sama bermaknanya dengan Tesis yang diajukan oleh Marx bahwa kesadaran ditentukan oleh lingkungan sosial. Di tengah situasi politik Indonesia yang sedang obral janji, dan ditengah para capres – capres yang sedang beradu strategi untuk bagaimana memenangkan pemilu dengan cara ‘bersih’ dan ditengah para aktivis kampus yang sedang berupaya untuk membangun masa untuk turun kejalan menentang BHP bangsa ini lupa tentang ontology dari pendidikan. Masterpice Descartes dapat kita pecah menjadi satu bagian penting yaitu berfikir. Berfikir memiliki keterkaitan dengan pendidikan. Melalui pendidikan kita diajak untuk berfikir. Atas dasar hal tersebut kemudian kita dapat mempertanyakana dua hal penting yaitu: apa itu pendidikan, apa yang ‘ada’ dalam pendidikan.
Apa itu pendidikan?

   Pendidikan memiliki definisi yang beragam, bahkan terlalu beragam sehingga tidak cukup untuk dituliskan, tetapi makna penting tentang pendidikan tidak terdifisikan secara formal. Noam Chosmky pada Neo Imperialisme Amerika Serikat memberikan makna penting tentang pendidikan. Mengacu pada John Dewey dan Russell Chomsky membongkar bobroknya sistem pendidikan Amerika Serikat. Dewey memaknai pendidikan sebagai motor perubahan sosial. Perubahan sosial diarahkan untuk terciptanya masyarakat yang lebih adil dan lebih bebas. Betrand Russell memandang pendidikan ialah “untuk menghayati nilai – nilai selain dari dominasi”, untuk menciptakan warga Negara – warga Negara dari suatu komunitas yang merdeka,” untuk mendorong terciptanya suatu kombinasi antara kewarganegaraan yang bebas dan kreativitas individua1l. Atas dua argument itulah Chomsky mengkritik pendidikan di Amerika Serikat. Pendidikan di tempatnya tinggal hanya menciptakan mesin – mesin yang tunduk pada kebijakan Amerika yang cenderung Imperialis. Fakta yang diajukan olehnya adalah adanya orang - orang yang mendikte orang lain bahkan cenderung memanggap remeh.

   Kondisi state of affair inilah yang menjadi kritik Chomsky bahwa makna penting bagi pendidikan adalah sebagai motor perubahan sosial dan mendidik orang menghargai nilai – nilai selain dominasi. Fakta yang diajukan oleh Chomsky layak jadi bahan refleksi filosofis untuk kita semua. Fakta ini menunjukan bahwa hasil pendidikan Amerika serikat ada menciptakan dominasi nilai. Nilai tentang Amerika yang Kuat, Hebat, Cerdas sehingga memandang remeh orang lain. Relevansi dari fakta tersebut dengan kondisi Indonesia saat ini adalah memandang tinggi kualitas pendidikan luar negri. Dominasi nilai yang hadir adalah memandang ukuran pendidikan dari Barat tidak berkaca dari dalam Negri. Mungkin muncul justifikasi bahwa pendidikan di Indonesia memang masih kurang, hal ini ditandai dengan fakta empiris dimana sebagian fasilitas penunjang pendidikan masih kurang layak, tanah untuk membangun sekolah semakin kurang dibandingkan untuk membangun mal – mal mewah, tetapi pertanyaan selanjutnya adalah sampai kapan kondisi justifikasi itu hadir apakah setelah pasar bebas sehingga generasi dibawah kita tidak dapat sekolah dan hanya bisa kerja dengan upah yang murah, atau pada generasi kita merasakan bahwa natural selection menghasilkan kita sebagai kaum yang kalah dalam Negrinya sendiri.
Apa yang ‘Ada’ dalam pendidikan?

   Tesis Marx ‘kesadaran ditentukan oleh lingkungan sosial’ berguna untuk mengkritisi pendidikan. Sayang sekali bangsa ini memiliki penyakit traumatis yang kronis dengan Marx apalagi kaum Militer dan laskar-laskar sipil sejenis FPI.MAJELIS RASULULOH .Kesadaran ditentukan oleh lingkungan sosial berarti bukan kesadaran secara murni tetapi psedo kesadaran. Argument ini dapat menjadi antitesa bagi cogito Descartes, tetapi akan memunculkan sintesis yaitu tentang ‘ada’ dalam pendidikan.

   ‘Ada’ dalam pendidikan mengacu pada Marx terdapat struktur yang mengkooptasi pada level kesadaran sehingga berakibat pada pendidikan. Kelas berkuasa menjadi jawaban yang diberikan oleh Marx. Hal ini dibutuhkan bagi kelas berkuasa untuk mempertahankan kekuasaanya. Kesadaran saja tidak cukup bagi kelas yang berkuasa maka melalui pendidikan kelas berkuasa memperluas wilayah kekuasaanyan. Louis Althusser melalui Aparatus State Ideology semakin memperjelas bahwa apa yang ‘Ada’ dalam pendidikan adalah sebuah kooptasi dari kelas yang berkuasa.

    Berdasarkan dua pertanyaan; Apa itu pendidikan dan Apa yang ‘Ada’ dalam pendidikan adalah jalan bagi kita untuk mempertanyakan ontology dari pendidikan. Hal tersebut masih sangat relevan mengingat kondisi pendidikan Indonesia serta setelah melewati hari pendidikan nasional yang membutuhkan perenungan lebih mendalam bagi kita semua baik itu para capres, partai politik, serta aktivis kampus.
    



# Adityo Anggoro Saragih,
Mahasiswa Filsafat UI  *

Sebuah Energi Hidup

image
Cuma sepotong angan di balik benak yang mulai menyerah dengan sedikit perlawanan..
Kompromi " ah tidak juga  (bela diri ni yee) ,kelelahan yap’s mungkin (nah gitu jujur Aja) " terpaan terus-menerus menghajar hasrat tanpa menyisakan sedikit untuk kembali bangun dari pukulan yang bertubi-tubi menghajar hasrat untuk tampil apa yang bukan menjadi diri kita semakin asing apa yang kita inginkan dan apa yang kita bisa lakukan ahh.. mimpi.Tidak juga mimpi adalah sebuah energi untuk mengembalikan hidup ini yang semakin koma. Koma, ambang batas antara kehidupan dan kematian yang berkepanjangan seakan tak bertepi di lautan samudra luas dengan memulai berlayar dengan sebuah rakit kekosongan dalam ombang-ambing laut samudra yang penuh dengan miniseri hidup yang akan terus berlanjut untuk menjadi apa yang kita benar inginkan dalam hidup yang serba dikontrol apa kata dan mau mereka yang penuh dengan kepicikan hasrat berkuasa atas semua individu yang sudah terpasung di dalam perangkap yang bertebaran di sepanjang jalan hidup ini. Di saat inilah ketika sudah di ambang batas kesabaran lautan terbentur bibir pantai, kini saatnya bukan terkontrol.

Coba dan mencoba untuk mengembalikan hidup yang penuh dengan fatamorgana kesenangan. Sesaat memejamkan mata dan membuka untuk melihat keoptimisan yang telah tercuri dalam hidupmu ,mari kita bermipi dan cobalah untuk wujudkan mimpi-mimpi itu. Mari kita raih diantara puing-puing hidup yang sudah mereinkarnasi menjadi debu-debu yang kita hirup dengan cuma-cuma tanpa royalty atau pun tagihan pra-bayar /pasca-bayar  ^ahrrrg…

Semakin mencekik coba mengambil kembali hidup yang tercuri dari tangan kami sendiri yang terlepas begitu lama, sehingga kami tak bisa mengingat dan merasakan hidup. Mungkin apakah ini cuma seberkas utopis semata dalam hidup yang terkontrol. merampok kembali apa yang menjadi hak hidup kita yang terlepas begitu lama di tangan ini cuma belenggu yang katanya nasib menjadi budak atas otoritas.
Ahh.. tak ada yang absolute dalam hidup. Kita coba rampas lagi dan coba lagi sampai kita mendapatkanya. Menghidupkan hidup. Hidup bukan cuma sekedar makan, minum, sex,
dan semua bisa terpuaskan dengan uang. Uang kalau hanya memandangnya sebagai satu-satunya alat untuk hidup. Maka kalian Cuma budak uang yang kita ciptakan
untuk mempermudah hidup ini katanya tapi nyatanya ..shit

^ u u

So, Make a zine and the revolution will be photocopied

Kini semakin Banyak zine yang beredar,belakangan ini di Indonesia. Mulai dari kota A sampai kota Z. hampir dipastikan ada lebih satu zine yang terbit. Contoh Redcore, Konspirasi Busuk, Puncak Muak, Setara Mata, Pingsan, Lady Anarrchy, Belenggu, Bukan Newsletter, Kamikaze,Corong, Bibli, Movement, Stab From The Back, Urban, redrebel zine,katazine dan banyak lagi. Kalo disebutin satu persatu mungkin satu halaman ini ngak bakalan cukup untuk daftar zine2 yang beredar di Indonesia.
Lantas, apa reaksi yang muncul? Tentu saja bagi para scenester sendiri adalah suatu kesempatan yang bagus bila mereka menggunakan media zine sebagai media dalam mengekspresikan ide maupun pemikiran atau isi hati mereka akan sesuatu hal. Sesuatu hal disini bersifat bebas. Apa saja. Enggak cuma musik saja, tapi bisa juga berupa politik, UFO, lingkungan hidup, feminis, paham Anti otoritarian dsb.
Setiap orang punya cara berbeda dalam menyuarakan isi hati mereka. Bisa lewat lirik lagu, puisi, demonstrasi, atau apa saja. Tapi apa kelebihan zine itu sendiri dari cara-cara diatas? Banyak banget. Diantaranya, zine muncul karena adanya ketidakpuasan atas segala perkembangan budaya mainstream yang ada dan adanya kebutuhan akan suatu pandangan baru. Kita ambil contoh saja, di US, banyak komikus menggunakan media zine sebagai media penuangan hasil karya mereka. Seperti apa yang dilakukan oleh Robert Crump lewat karyanya berjudul Zap Comics, Fritz The Cat, Keep On Truckin, Mr.Natural, atau Gilbert Shelton lewat karyanya berjudul Help!, dan The Fabolous Furry Freak Brothers. Mereka menggunakan media z ine untuk komik2 yang sudah mereka ciptakan sebagai bentuk penolakan terhadap batasan yang berlaku jika mereka menerbitkan komik mereka lewat birokrasi baku yang sudah ada. Contoh, penyuntingan alias sensor oleh perusahaan penerbitan. Makanya, jalur independen yang mereka pilih dengan zine sebagai medianya adalah keuntungan bagi mereka yang benar2 ingin total dalam berkarya.
Kemudian kelebihan yang lain adalah kamu tidak harus mengeluarkan banyak uang untuk membuat zine karena zine dalam memperbanyaknya bisa dilakukan dengan cara memfotokopi, bagi mereka yang tidak punya cukup modal untuk berkenalan dengan mesin cetak offset. Tahun 80an, adalah masa-masa emas bagi para zinester sendiri karena telah adanya mesin fotokopi yang digunakan untuk memperbanyak zine supaya bisa dibagikan kepada orang banyak. Contoh, zines punk yang kemudian menjadi bagian dari subkultur skateboarding ternyata berkembang pesat di tiap2 kota di US. Mereka saling bertukar informasi dan bekerja sama dalam pendisitribusiannya untuk mendapatkan publik yang luas dan serta dengan hadirnya mesin fotokopi urusan memperbanyak zine adalah sesuatu yang mudah dan murah tentunya. Hal itu juga ber kembang pesat di sini, seperti apa yang kami lakukan dalam menerbitkan zine ini. He 300x…..
Zine mungkin berperan dalam tiap-tiap perubahan baik di sekitar kita atau mungkin bagi dunia. Karena membuat zine pada dasarnya adalah untuk menyebarluaskan perubahan yang diinginkan. Meskipun perubahan secara radikal atau revolusioner adalah sesuatu yang cukup sulit untuk diwujudkan oleh zine karena banyaknya institusi legal yang ada di sekitar kita yang siap membelenggu kebebasan kita dalam membikin zine. Seperti apa yang pernah terjadi disini mengenai adanya zine dan famplet yang menyebarluaskan mengenai bahaya budaya imperialisme asing juga mengenai paham-paham politik asing. Entah bagaimana nasib para zinester itu sekarang mungkin mereka tetap menulis zine dan famplet tersebut, atau mungkin mereka berhenti total akibat respon negatif yang muncul di sekitar mereka.
Tapi, seiring dengan berkembangnya teknologi, zine muncul dalam format lain yaitu webzine. Ini memudahkan orang di seluruh dunia untuk mengakses zine kita. Selain itu, isi juga dengan mudah di up date setiap waktu kita mau (beda dengan media paper zine yang kadang beritanya out of date alias basi…;(). Webzine juga mengurangi distribusi, karena kita tinggal mengaksesnya di internet. Jika dilengkapi dengan fasilitas player maka kita bisa sekalian dengerin rilisan CD/kaset paling baru, jika webzine itu membahas tentang musik. Meskipun disini gak semua orang bisa mengaksesnya setiap hari beda dengan orang luar sono yang gak memikirkan biayanya untuk mengakses internet karena mereka menganggap internet sama dengan kebutuhan sehari-hari. Mungkin itu salah satu kekurangan webzine diantara banyak kelebihannya.
Kepuasan bukan satu-satunya hal yang bisa kita dapat dari membuat zine. Banyak banget manfaat yang kita dapet. Kebebasan yang untuk menuangkan ide, protes, resistensi, curhat, karya orisinil, hasrat, atau bahkan kearogansian kita? Adalah sangat mungkin karena kebebasan itu milik kita sepenuhnya, bukan milik orang lain dan tanpa sebuah hak cipta semua orang bebas menjiplaknya tanpa izin.
Tanggapan orang lain mengenai zine kita adalah sesuatu yang mengasyikkan. Apapun itu mulai dari positif sekali hingga negatif sekali. Anggap saja itu semua sebagai bentuk respon kepada kita dan bentuk penerapan interaksi antar manusia dengan jujur apa adanya.
Zine bisa bikin kita jadi egois. Tapi egois disini bukannya negatif. Kita bikin zine untuk diri kita sendiri, oleh kita sendiri, dan dari kita sendiri. Cukup sudah kita melakukan sesuatu untuk membuat orang lain senang seperti atasan, para pengiklan, atau institusi legal yang jelas-jelas akan mengganggu kesenangan dan kebebasan kita membuat zine dan mengekspresikan diri. Bagiku, itu akan sangat menyiksa.
Zine juga sesuatu yang berperan sebagai bentuk egalitariansi atau ketidakpengenalan akan derajat dan kedudukan manusia karena dalam zine manusia tidak akan dikelompokkan ke dalam kelas-kelas tertentu karena sebuah pekerjaan. Semua manusia itu sama. Sama-sama menjalankan kehidupan. Karena zine itu terbuka dan dapat diperoleh dengan mudah oleh siapa saja. Semua orang bisa mengaksesnya.
Kalo kamu yakin dengan apa yang ada dalam pandangan kamu lalu kamu ingin menuangkannya ke dalam zine, lakukan saja! Jangan takut akan apa yang akan dipikirkan orang, karena zining itu adalah kebebasan bagi kami dan
Komazine di bulan may setahun yang lalu secara tak di sengaja siap terbit pada
tgl 2 may 2008 dan komazine sekarang telah terbit yang ke -6 kalinya walaupun Cuma digawangi
oleh seorang individu dan kawan-kawinya he..he,ada yang brengsek,egois,paranoid,narsis,penuh dengan kebusuk dan terobsesi terlalu lebay
tapi akhirnya nothink yeah..
Komazine setidaknya masih bisa bertahan dari may 08 sampai ketemu may 09,walau pun terbit dengan cara menfotocopy sendiri karena keterbatasan untuk mengcopy. Komazine bukanlah sebuah zine yang benar2 zine Cuma sebuah curhatan colongan dan plagiator yang ingin mencoba menerangi di setiap sudut terpencil di bumi ini dengan sebatang lilin kecil di dunia yang gemerlap ini.
Komazine berawal dari sebuah utopia belaka yang coba di realisasikan dengan begitu jadinya zine ini masih terbit dari pembajakpembajak kota
Kota Yang sesak dengan artefak2 keangkuhan kapitalisme.
..ya sudah ..lah selamat membaca,mencaci - maki tulisan ini dan memulai revolusi dari fotocopy

...cherr





zinester

Ruang yang menatap langit

image
Ruang yang bisa menatap langit ,menatap menghitamnya langit di antara
kedipan bintang-bintang yang selalu menyapa ku di penghujung hari. Ruang terbuka memang terkadang Cuma di sepelekan orang , tetapi di dalam ruang yang terbuka di
dalam kesempitan hidup yang berhimpitan di kotak-kotak di kota yang semakin semerawud, 
di gang-gang yang berhimpitan badan terasa sesak bila melewatinya
apalagi harus menunduk melewati atap-atap yang penuh dengan celah-celah cahaya
di siang yang terik.

Di dalam keterbukaan banyak ruang-ruang yang kosong dan terbuka di tutup yap’s , 
..tanah sengketa, tapi sayang kita bisa menikmati sebuah ruang terbuka yang
gratis menikmati pemandangan langit apalagi di malam hari dan udara yang begitu segar membuat kita terlepas dari kesempitan hidup yang semakit terjerat
kapitalisme yang menjual image dan nilai citra brand produk asu juga..
Ruang yang sempit berhimpitan tak ada space (ruang) untuk memandang langit
yang membuat kita berfikir terbuka dalam hidup.

Dalam ruang yang terbuka dalam membuka diri dalam keterbukaan hidup menjadi sebuah hidup. Hidupkan, hidup ini dari kekomaan. Sebuah mimpi dalam komaa yang terjadi . Sebuah koma yang terjadi apa yang menjadikan ontologi itu sebuah hasrat yang mendalam sebagai sebuah anti klimak’s hidup, dalam batas antara kehidupan
dan kematian (koma).

Ruang-ruang yang terbuka bila malam terasa indah memandang langit,semua problem hidup hilang menatap langit yang terbuka ditaburi bintang yang mengedipkan sinarnya sampai kedalam hati oh,begitu lepas melayang bebas tanpa hambatan ke atas langit yang hitam di penuhi bintang-bintang penuh dengan optimisme ..hidupkan ..hidupmu .. Hidup kita semua..

Memandang langit di antara celah-celah ruang yang sempit diantara bangunan
yang berhimpitan membuat ketenangan yang bisa langsung menatap langit. Bila siang bisa menatap horizon yang jauh tak terbatas dan bila malam bisa memandang bintang. Tinggal di dalam kotak-kotak yang sempit memandang kesempitan.Keleluasaan dalam memandang ruang terbuka adalah, keluasan bersilahturahmi dengan langit merupakan suatu keterbukaan hidup diantar sekat-sekat yang sempit. Dalam hidup semakin terhimpit

cuma urusan konsumsi saja,yang bisa buat kita bahagia tanpa membeli untuk kebutuhan sebenarnya bukan kita butuhkan. Dengan memandang langit di ruang terbuka semua urusan segala macam hilang dan kembali untuk menggapai bintang di antara hitamnya langit malam ..

*edwanov..^

CUMA MIMPI

Bermipilah sebab mimpi adalah gratis tanpa ada hak cipta siapa yang menguasai otoritas. Dalam bermimpi kita bisa melepaskan hasrat yang tak bisa lakukan di dunia nyata. Ketika mimpi kita sudah tercerabut dari dalam alam bawah sadar hidup serasa tanpa energi yang membakar semangat untuk kembali hidup walau dalam mimpi belaka. Mimpi atau pemimpi ya kalau tak pernah di perjuangkan untuk menjadi nyata, Cuma bayang-bayang yang utopis dalam menyambut hari-harimu yang penuh dengan awan kelabu tampak mendung tak kunjung hujan.Air hujan memberi kehidupan,ketika alam memberi bau pada saat hujan akan turun untuk memberi kehidupan kembali”begitu menyenangkan,segar air yang membasuh bumi”. Tetapi terkadang membuat genangan,yang tak terserap bumi. Memang terlalu keras dimana-mana cuma beton.

Mungkin ini cuma harapan, cuma setetes embun yang langka di pagi hari. Embun pagi yang begitu menempel di dedaunan begitu menyegarkan pagi tanpa cuap-cuap penyiar radio atau acara di televisi yang begitu menyebalkan menggangu di awal hari atau surat kabar yang tak hentinya sebagai public relation dari kapitalisme. Di pagi ini yang terlihat cuma embun dan nyayian burung yang hinggap di antara dedaunan pohon jambu air cangkokan.

Banyak hari yang dilalui seolah langit memang tak pernah peduli cuma menjadi saksi bisu kebusukan-kebusukan yang kita telah terbiasa mencium baunya tiap hari,memang tak berpengaruh dengan kebusukan itu. Malam kan tiba,menghancurkan harimu yang busuk. Mungkin cuma malam yang tambah larut tambah menyenangkan tapi ketika taktahan lagi menahan rasa kantuk dan besok kembali menciumi kebusukan,di dalam keheningan cuma berbaring di temani dengan selembar kardus yang kusam menemani mimpi-mimpi yang indah sepanjang tidur.

Terbang-terbang menuju impian.Selekas sinar terang dengan senyuman sang mentari menyambut harimu …ahh ini cuma mimpi !!!

_Edwanov_

Infus Kembali Untuk Hidup

Kembali untuk hidup

Dalam serangkaian perjalan hidup mencoba bangkit untuk melawan kenistaan budak abadi ini, di tengah kesunyian dalam sebuah nestapa seakan tak berujungbagai tanduk, malang merintang melawati sebuah titik nadir hidup ini. Mencoba bangkit dari keterpurukan demi keterpurukan. Sial memang sial tak di sangka
Tanpa praduga tak bersalah ternyata semua memang budak uang-uang mengabdi setia pada sebuah benda yang di ciptakan untuk mempermudah hidup ini ternyatatidak. Ya tidak. Sang nafsu kuasa kembali menyerang hasrat yang tanpa benteng yang cukup kuat .. menghajar hidup bastrad, anjiing,brengsek ..ah segala macam caci-makian keluar dari mulut ini bagaikan AK-47 yang ditembakan oleh seorang tentara disersi !!! Kemarahan sang singa membabi buta dalam menuju sebuah sublimasi bayi-bayi yang terlahir kembali untuk hidup !!! . Ini dunia nyata buka sebuah ideal bagimu , gila saja semua butuh uang dan uang untuk mencapai hasrat hidup yang penuh dengan hal yang mewah bagi kami. Kami ingin hidup tanpa di recoki oleh iklan-iklan yang terus menerus menghajar kita. Beli sepatumu sudah usang dan hp-mu sudah ketinggalan zaman nggak gaul lagee... bastrad.. asuu.. biarkan kami mendefinisikan hidup ini sesuai dengan apa
yang kami butuhkan . 

thank's for nothink

editor komazine