Minggu, 25 Oktober 2009

So, Make a zine and the revolution will be photocopied

Kini semakin Banyak zine yang beredar,belakangan ini di Indonesia. Mulai dari kota A sampai kota Z. hampir dipastikan ada lebih satu zine yang terbit. Contoh Redcore, Konspirasi Busuk, Puncak Muak, Setara Mata, Pingsan, Lady Anarrchy, Belenggu, Bukan Newsletter, Kamikaze,Corong, Bibli, Movement, Stab From The Back, Urban, redrebel zine,katazine dan banyak lagi. Kalo disebutin satu persatu mungkin satu halaman ini ngak bakalan cukup untuk daftar zine2 yang beredar di Indonesia.
Lantas, apa reaksi yang muncul? Tentu saja bagi para scenester sendiri adalah suatu kesempatan yang bagus bila mereka menggunakan media zine sebagai media dalam mengekspresikan ide maupun pemikiran atau isi hati mereka akan sesuatu hal. Sesuatu hal disini bersifat bebas. Apa saja. Enggak cuma musik saja, tapi bisa juga berupa politik, UFO, lingkungan hidup, feminis, paham Anti otoritarian dsb.
Setiap orang punya cara berbeda dalam menyuarakan isi hati mereka. Bisa lewat lirik lagu, puisi, demonstrasi, atau apa saja. Tapi apa kelebihan zine itu sendiri dari cara-cara diatas? Banyak banget. Diantaranya, zine muncul karena adanya ketidakpuasan atas segala perkembangan budaya mainstream yang ada dan adanya kebutuhan akan suatu pandangan baru. Kita ambil contoh saja, di US, banyak komikus menggunakan media zine sebagai media penuangan hasil karya mereka. Seperti apa yang dilakukan oleh Robert Crump lewat karyanya berjudul Zap Comics, Fritz The Cat, Keep On Truckin, Mr.Natural, atau Gilbert Shelton lewat karyanya berjudul Help!, dan The Fabolous Furry Freak Brothers. Mereka menggunakan media z ine untuk komik2 yang sudah mereka ciptakan sebagai bentuk penolakan terhadap batasan yang berlaku jika mereka menerbitkan komik mereka lewat birokrasi baku yang sudah ada. Contoh, penyuntingan alias sensor oleh perusahaan penerbitan. Makanya, jalur independen yang mereka pilih dengan zine sebagai medianya adalah keuntungan bagi mereka yang benar2 ingin total dalam berkarya.
Kemudian kelebihan yang lain adalah kamu tidak harus mengeluarkan banyak uang untuk membuat zine karena zine dalam memperbanyaknya bisa dilakukan dengan cara memfotokopi, bagi mereka yang tidak punya cukup modal untuk berkenalan dengan mesin cetak offset. Tahun 80an, adalah masa-masa emas bagi para zinester sendiri karena telah adanya mesin fotokopi yang digunakan untuk memperbanyak zine supaya bisa dibagikan kepada orang banyak. Contoh, zines punk yang kemudian menjadi bagian dari subkultur skateboarding ternyata berkembang pesat di tiap2 kota di US. Mereka saling bertukar informasi dan bekerja sama dalam pendisitribusiannya untuk mendapatkan publik yang luas dan serta dengan hadirnya mesin fotokopi urusan memperbanyak zine adalah sesuatu yang mudah dan murah tentunya. Hal itu juga ber kembang pesat di sini, seperti apa yang kami lakukan dalam menerbitkan zine ini. He 300x…..
Zine mungkin berperan dalam tiap-tiap perubahan baik di sekitar kita atau mungkin bagi dunia. Karena membuat zine pada dasarnya adalah untuk menyebarluaskan perubahan yang diinginkan. Meskipun perubahan secara radikal atau revolusioner adalah sesuatu yang cukup sulit untuk diwujudkan oleh zine karena banyaknya institusi legal yang ada di sekitar kita yang siap membelenggu kebebasan kita dalam membikin zine. Seperti apa yang pernah terjadi disini mengenai adanya zine dan famplet yang menyebarluaskan mengenai bahaya budaya imperialisme asing juga mengenai paham-paham politik asing. Entah bagaimana nasib para zinester itu sekarang mungkin mereka tetap menulis zine dan famplet tersebut, atau mungkin mereka berhenti total akibat respon negatif yang muncul di sekitar mereka.
Tapi, seiring dengan berkembangnya teknologi, zine muncul dalam format lain yaitu webzine. Ini memudahkan orang di seluruh dunia untuk mengakses zine kita. Selain itu, isi juga dengan mudah di up date setiap waktu kita mau (beda dengan media paper zine yang kadang beritanya out of date alias basi…;(). Webzine juga mengurangi distribusi, karena kita tinggal mengaksesnya di internet. Jika dilengkapi dengan fasilitas player maka kita bisa sekalian dengerin rilisan CD/kaset paling baru, jika webzine itu membahas tentang musik. Meskipun disini gak semua orang bisa mengaksesnya setiap hari beda dengan orang luar sono yang gak memikirkan biayanya untuk mengakses internet karena mereka menganggap internet sama dengan kebutuhan sehari-hari. Mungkin itu salah satu kekurangan webzine diantara banyak kelebihannya.
Kepuasan bukan satu-satunya hal yang bisa kita dapat dari membuat zine. Banyak banget manfaat yang kita dapet. Kebebasan yang untuk menuangkan ide, protes, resistensi, curhat, karya orisinil, hasrat, atau bahkan kearogansian kita? Adalah sangat mungkin karena kebebasan itu milik kita sepenuhnya, bukan milik orang lain dan tanpa sebuah hak cipta semua orang bebas menjiplaknya tanpa izin.
Tanggapan orang lain mengenai zine kita adalah sesuatu yang mengasyikkan. Apapun itu mulai dari positif sekali hingga negatif sekali. Anggap saja itu semua sebagai bentuk respon kepada kita dan bentuk penerapan interaksi antar manusia dengan jujur apa adanya.
Zine bisa bikin kita jadi egois. Tapi egois disini bukannya negatif. Kita bikin zine untuk diri kita sendiri, oleh kita sendiri, dan dari kita sendiri. Cukup sudah kita melakukan sesuatu untuk membuat orang lain senang seperti atasan, para pengiklan, atau institusi legal yang jelas-jelas akan mengganggu kesenangan dan kebebasan kita membuat zine dan mengekspresikan diri. Bagiku, itu akan sangat menyiksa.
Zine juga sesuatu yang berperan sebagai bentuk egalitariansi atau ketidakpengenalan akan derajat dan kedudukan manusia karena dalam zine manusia tidak akan dikelompokkan ke dalam kelas-kelas tertentu karena sebuah pekerjaan. Semua manusia itu sama. Sama-sama menjalankan kehidupan. Karena zine itu terbuka dan dapat diperoleh dengan mudah oleh siapa saja. Semua orang bisa mengaksesnya.
Kalo kamu yakin dengan apa yang ada dalam pandangan kamu lalu kamu ingin menuangkannya ke dalam zine, lakukan saja! Jangan takut akan apa yang akan dipikirkan orang, karena zining itu adalah kebebasan bagi kami dan
Komazine di bulan may setahun yang lalu secara tak di sengaja siap terbit pada
tgl 2 may 2008 dan komazine sekarang telah terbit yang ke -6 kalinya walaupun Cuma digawangi
oleh seorang individu dan kawan-kawinya he..he,ada yang brengsek,egois,paranoid,narsis,penuh dengan kebusuk dan terobsesi terlalu lebay
tapi akhirnya nothink yeah..
Komazine setidaknya masih bisa bertahan dari may 08 sampai ketemu may 09,walau pun terbit dengan cara menfotocopy sendiri karena keterbatasan untuk mengcopy. Komazine bukanlah sebuah zine yang benar2 zine Cuma sebuah curhatan colongan dan plagiator yang ingin mencoba menerangi di setiap sudut terpencil di bumi ini dengan sebatang lilin kecil di dunia yang gemerlap ini.
Komazine berawal dari sebuah utopia belaka yang coba di realisasikan dengan begitu jadinya zine ini masih terbit dari pembajakpembajak kota
Kota Yang sesak dengan artefak2 keangkuhan kapitalisme.
..ya sudah ..lah selamat membaca,mencaci - maki tulisan ini dan memulai revolusi dari fotocopy

...cherr





zinester

Tidak ada komentar:

Posting Komentar