Selasa, 01 Desember 2015

A Long Desember


Ibu kota yang ketika berbicara menjadi cukup akrab dengan orang asing di kendaraan umum dan pastinya akan dianggap aneh, dan ketika mengucapkan salam atau permisi di gang-gang pemukiman padat sambil tersenyum menjadi suatu keluarbiasaan Jakarta yang terlalu keras penuh curiga dan tak peduli lagi dengan orang lain atau pun lingkunganya.

Berhimpitan gedung penuh sesak, tersesat di gang-gang mirip labirin tetapi cuma bisa dilewati satu orang saja kalau berpapasan terpaksa harus bersenggolan hahaa inilah namanya gang senggol brur and sez.

Suasana Jakarta yang penuh suka cita dengan kemacetanya yang membuat di rindukan oleh penduduknya, kalau tak macet menjadi seduikit aneh bahkan agak was-was takut ada razia ..hhehe. Barisan kuda besi saling memacu di jalan raya penuh debu di tengah teriknya mentari. Pemandangan sehari-hari naik motor bertiga ..hmm mungkin kalau dahulu kala ada sebutan pria hidung belang tapi sekarang ada juga sebutan buat wanita. Wanita leher belang hahaha.. biasanya dapat kita bisa jumpai di jalan-jalan, mal, diatas jembatan bahkan di pinggiran kali atau mereka sedang naik motor bertiga dengan celana gemes sebuah fenomena yang tak terlalu aneh lagi terlalu pedas membuat mata perih chili-chilian ini.

Waktu merayap begitu cepat di penghujung Desember yang tak seperti lagunya Counting Crows - A Long December dari pemutar mp3 ini. Sepi senyap Jakarta yang katanya tak pernah tertidur ini sehabis hujan setelah siang yang teralalu terik. Dan di saat purnama datang dengan lolongan anjing kampung yang penuh luka yang tak kunjung mengering di seluruh tubuhnya ada satu anak manusia keturunanya Adam dan Hawa yang menjelma menjadi makhluk bebas bersama iringan The Doors lama-lama terdengar samar-samar. Bukan pengaruh dari air 25% (alcohol). Tidak juga dengan kepulan asap marijuana pula. Hanya saya sendiri yang berfantasi sambil menatap langit malam.  Melesat ke langit ketujuh penuh imaji yang basi yang terlampau tinggi sekali dan tak mau jatuh seperti pesawat air asia itu.

Dari kejauhan rumah ini di tepi sudut gang buntu menampakan pemandangan sebuah perjamuan penuh cinta (CIu campur faNTA) untuk melepaskan dari hembusan angin malam yang semakin menusuk kulit di luar sana. Terhentak lolongan anjing penuh luka itu karena tadi siang habis bertarung demi mempertahankan daerah kekuasaanya dari anjing pendatang baru yang tinggal di rumah sebelah yang nampak menjadi terlalu mewah di antara deretan rumah di kampung ini yang sederhana tak pernah merana karena kegelamoran metropolitan.


Edwanov  Januari 2015
   dimuat komazine # 17 hey, feb



Kamis, 19 November 2015

Syren dan Kopi

Syren dan Kopi
|Nyanyian Merdu Putri Duyung di Tengah Kota|

“No siren did ever so charm the ear of the listener as the listening ear has charmed the soul of the siren.”
~ Henry Taylor


   Nyanyian yang mendayu-dayu pengantar tidur menuju keabadian, Syren melambaikan nada-nada kematian dalam sebuah café. Siapa itu Syren? Jauh berbeda dengan ratu setan atau semacamnya, Syren sendiri adalah putri duyung berekor kembar dalam mitologi Yunani yang menjadi lambang starbucks. Adalah dalam Mitologi Yunani sendiri, Syren atau ‘’’Seirenes’’’ (bahasa Yunani: Σειρῆνας) adalah makhluk legendaris, termasuk kaum Naiad (salah satu kaum nimfa yang hidup di air) yang hidup di lautan. Mereka tinggal di sebuah pulau yang bernama Syrenum Scopuli, atau menurut beberapa tradisi berbeda mereka tinggal di tanjung Pelorum, pulau Anthemusa, pulau Syrenusian dekat Paistum, atau di Capreae, yang mana semuanya adalah tempat-tempat yang dikelilingi oleh batu karang dan tebing. Mereka mempunyai suara yang sangat merdu, mereka sering menyanyikan lagu-lagu memikat hati yang membuat para pelayar yang mendengarnya menjadi terbuai sehingga kapal mereka menabrak karang dan tenggelam. Begitu juga kita yang menjadi bagian dari konsumen, terpikat dengan nyanyian merdu sebuah prestise brand sebuah Starbucks hmm.. sesaat hasrat ingin menikmati sebuah prestise meminum kopi dan duduk disana dengan sebuah kebanggaa sebagai eksistensi dianggap sebagai manusia yang sama-sama terbuai oleh nyanyian konsumtif.


   Konsumtif merupakan sebuah kebutuhan akan sebuah eksitensi dan prestise dalam setiap diri manusia untuk dianggap keberadaanya dengan mansia lainya sebagai standarisasi hidup di dalam system kapitalisme. Di mana setiap orang terbelengu hidup tak merdeka, karena mereka terjerat oleh hasrat yang di buat oleh kapitalisme dalam mengumpulkan modalnya. Menghisap nilai kerja dan upah para buruh.



   Nyanyian merdu Syren yang sampai di telinga mengajak untuk konsumtif, duduk-duduk sambil menikmati dunia maya dan ngopi lagi… penuh dengan gengsi semata walau nanti pulang sampai di rumah harus mampir ke warkop dan menghutang satu gelas kopi dan sebungkus rokok dengan obrolah hangat hari ini yeah.

Uu September 2013
Dimuat komazine #14_ eeh koma

Forever Young


“ Usia saya saya akan selalu tetap, kepala di awan dan mulut penuh kue. ”
~ Morissey


Ketika mentari pertama di tahun ini panasnya meresap ke kulit ari, mata masih ingin tertutup lagi tapi Aku ingin menikmati pagi hari pertama di tahun yang baru ini. Aku benci untuk berpikir bahwa, pertumbuhan hanya cepat ketika pipi Saya & Anda masih memerah seperti dadu dan berembun seperti pagi, ketika mata Anda adalah sepasang dua bola bulat penuh dengan sinaran optimisme, ketika bau Anda & Saya seperti mentari dan semerbak bau permen loly pop mendorong dan satu-satunya set kosmetik masa remaja Saya & Anda waktu itu mampu membuat keceriaan sepanjang hari tanpa sebuah kegundahan.


Suatu hari Saya & Anda akan berhenti tumbuh dan menjadi sangat lambat, segala sesuatu yang lain akan tampak bergegas, dan bukan itu aku takut menjadi tua, itu adalah rasa terdistorsi oleh bisikan waktu yang berjalan laju berlari sangat kencang, ketika Anda kehilangan kemampuan membuat lompatan dengan cepat. Saya ingin terus maju, tumbuh terus sepanjang nafas berhembus, seperti Anda ya.. kalian semua dan setiap makhluk megah lain di dunia ini.


Sepertinya tadi malam saya melihat begitu banyak lampu di kota ini begitu berbeda. Dan beberapa orang terbungkus dalam tirai dan etalase. Dalam pinggiran hitam dan nuansa lain dari biru yang sedikit gelap. Tapi tidak begitu banyak tanda-tanda perdamaian kepulan asap dari rokok batang terakhirku membuat udara yang menjadi gelap tak ada ujung. "Apa yang anda pikirkan? Pertanyaan FB saat membuka" bermain di lingkaran sepertinya tak berujung jalan keluar, tak terdengar keramaian, diam dari dalam kepalaku. Tulisan surat kabar hari ini terasa berhuruf tebal tanpa tanda baca menghabiskan nafas panjang yang terengah-engah oleh usia. Aku ingin hidup seribu tahun lagi kata Chairil Anwar, tapi menjadi tua adalah kodrat alami manusia.


Sindi @sindsindika Januari 2015
Dimuat di komazine #17 hey, februari


Hatam sistem yang kejam




Di desa, di kota
Dimana-mana
Masih banyak yang menderita
Katanya negara merdeka

Kenapa masih ada yang di jajah
Buruh berupah murah
Petani tak bertanah
Banyak anak  tak sekolah

Apa kita harus diam
Apa kita harus membungkam
Ayo, bangun dan hantam
Semua sistem yang kejam


Azis Gunawan Maret  2014
Di publikasi Komazine 17 _hey, februari


Senin, 16 November 2015

1965

sembilan belas enam lima
65 _edwanov

Para pelakon ini seperti kehabisan peran panggung ini: dunia sandiwara. 
Mungkin Aku salah satunya: pelakon yang tak punya peran. Berpura-pura menjadi penonton yang baik. Ada, penonton yang enggan untuk pulang, menari di tarik terus diulur serangkai rantai berpegang pada cahaya yang nampak telanjang di tanggakap mata. Panggung ini seperti di punggungi kebimbangan sunyi penuh ratapan dan air mata darah. Sepi pun ikut bertepuk di bangku kosong dengan hembusan angin yang tak berubah sedikit pun dingin mengigit kulit. Langit-langit membikin semacam hujan menaburkan warna kelam dan aroma amis darah . 

Remang-remang datang menghampiri keragu-raguan mengatur bayang-bayang. Panggung ini seperti bangku penonton yang tak panjang, bimbang, ikut menahan hati gemetar dengar jeritan masa lalu yang terkubur begitu dalam. Seperti dalam makam, liang yang dalam, tapi  tak bisa beranjak keluar. Ada yang berziarah menaburkan melati dan menyirami dengan air mawar, harum itu, satu-satunya kabar yang membuat warna mirip cahaya pembebasan tapi selebihnya abu-abu bahkan menghitam dalam gelapan penuh misteri yang seakan tak ada habisnya. Misteri yang tragis tak sedap untuk di kenang enam lima pun terkekang erat masuk kedalam liang yang semakin dalam.

Uu Januari 2015



Rabu, 08 Juli 2015

Mempersilakan kecoa masuk kedalam bioskop


kecoa ke megaria ilustrasi UU

Saat hujan tak henti-hentinya turun membasahi tanah Jakarta, sekedar mencari tempat untuk terhindar dari guyuran air yang tertumpah begitu deras dari langit yang sedang bersedih melihat buruh yang terpaksa mengangur karena habisnya masa kerja, petani yang terbakar kulitnya tapi hasil panennya jauh dari apa yang mereka curahkan demi meperoduksi pangan dan hasilnya mereka harus terpaksa menjual hasil kepada para tengkulak dan mau tak mau menjaual sawahnya demi menyekolahkan anak-anaknya tapi anak-anakanya sudah sekolah SD, SMP, SMA sampai perguruan yang tinggi berharap untuk merubah nasib dan kelas sosialnya terpaksa harus mengangur karena mereka hanya menjadi penonton karena banyak sekali pekeja asing yang bekerja di negri ini dengan globalisai kapitalisme yang mencengkaran karena tak ada lagi sebuah perlawanan yang kuat dengan persatuan rakyat tertindas.

Hmm melayang terbayang dari desa-desa sampai ke kota akhirnya seekor kecoa membuyarkan sebuah lamunan yang begitu nyata di depan mata. Mempersilakan seekor kecoa masuk terlebih dahulu ke dalam bioskop, mungkinan kecoa tersebut penasaran melihat orang-orang mayoritas anak-anak muda masuk ke dalam sana dan membayar begitu besar apa lagi dengan atau tak berpenghasilan untuk menonton sebuah film yang berideologi propaganda kapitalisme membawa sebuah pesan dan angan-angan tentang tak perlu melawan, apa lagi menghimpun diri dalam sebuah organisasi perlawanan, hanya Cuma menonton dan bermimpi melawan toh kapitalisme akan hancur dengan sendirinya hahahaha (mimpi saja).
hujan

Hujan tak reda juga sudah hampir dua jam kurang lebihnya menunggu di dalam bioskop bukannya untuk menonton tapi ya berteduh dari guyuran hujan. Menonton bioskop dan rupa-rupa para pengunjung itulah tepatnya. Hahaha anehnya lagi banyak yang mereka lakukan sewaktu menunggu mereka sibuk sekali masuk ke dalam dunianya sendiri mungkin termasuk dalam katagori autis tapi mereka kan orang normal buktinya mereka menunggu kekasih mereka atau kawan-kawan mereka untuk menonton secara masal di bioskop.

Dengan gadget terbaru pakaian trendy masa kini menjadi untuk dianggap manusia dengan konsumtif maka kau ada, kalau tak konsumtif kau bukan manusia tapi sejenis mahluk aneh berupa manusia hahahaa tawa kecoa semakin nyaring terdengar mengelitik,” kenapa kau tak seperti mereka?” yang tak bebas dan merdeka dari belenggu branding, pencitraan yang prestise oleh sebuah produk yang sebenarnya mereka tak di butuhkan itulah yang namanya konsumtif.


Uu November 2013 saat cuaca sejuk, Jakarta |komazine| no.16|hujan

Sorry I’m FART


Ketika sesuatu yang tak terlihat namun membuat sedikit kekacauan itulah ketut saling diam menuduh, mencari siapa pelempar bau. Memang ketut tak berbentuk tapi menyengat, bau busuk menusuk-nusuk hidung ketika ketut tak bisa di kurangi, tak bisa di kalikan tapi bisa di bagikan kepada siapa pun yang mempunyai pernafasan yang sehat beda kalau hidung tersumbat terkena flu nafas saja sulit apa lagi mencium bau. Ketut pun posisis arahnya mengikuti arah mata angin, ketut juga bisa yang menyebabkan perang saling tuduh. Bahasa ketut bisa di tulis tapi tak bisa di visualisakan, ketut cuma setinggi hidung namun selanjutnya tak terhitung.

Kentut maaf saya kadang berbunyi kadang tidak berbunyi tapi mungkin agak sedikit berbau busuk. Kalau kentut tak di keluarkan bisa membuat perut ini sakit tapi kalau kentut di keluar merayap dengan peredam tak berbunyi menimbulkan kekacauan hahahaha bau busuk

Banyak orang banyak bicara besar tapi tak ada bukti nyata, sepertinya lebih gampang kentut ketimbang melaksanakan kata-kata. Ketika dakwah di campur sama kentut sang penguasa bringas membabi buta merampok uang yang bukan haknya menjual kekayaan alam demi pundi-pundi kekayaan kelompoknya saja. Ah.. masih saja sepeti hikayat dulu salah sendiri jadi rakyat selalu tertindas, tapi bukan untuk rakyat yang cerdas dan berlawan. Kalau belum mampu angkat senjata mari kita berkumpul menghimpun kentut di depan penguasa coba pada mati kebauan nggak mereka.. wkwkwkwk


Uu Desember 2013 |komazine| no.15|amok|

Rabu, 17 Juni 2015

M U D I K

spion 


Mudik kembali ke udik sungguh membelenggu diri kedalam romantisme hidup yang sering kali melihat spion, gambaran yang lalu masih di udik sana dalam kebersamaan. Mudik adalah sebuah. Ritual mudik selalu diawali dan diakhiri dengan penuh perjuangan dengan bersusah payah. Tak jarang nyawa menjadi taruhannya untuk ritual tersebut. Meski menanggung resiko besar, ritual mudik selalu saja ramai dan menyenangkan untuk menyedot para perantau yang setia agar bersedia merefresh energi  yang kering kerontang seperti dimusim kemarau yang berkepanjangan akibat digilas putaran mesin waktu kehidupan yang terus berputar. Sebuah mesin raksasa yang menjadikan manusia perantau bekerja bagaikan mesin-mesin kecil yang dengan riuh rendah ‘memproduksi’ uang demi memenuhi kehidupan sebuah mesin kecil di tanah perantauan dengan menjual tenaga kejanya kepada pemilik modal (kapital).

Ritual mudik bukan saja terjadi di Indonesia bahkan di China, Amerika Serikat, India pun terjadi ritual ini, mudik sebuah ritual sebuah bangsa Indonesia yang terjadi dalam menyambut hari raya Idhul Fitri bukan saja yang beragama Islam tapi semua orang merayakan ini. Mudik atau pulang ke kampung halaman. Ritual yang mepertemukan pemudik dan orang-orang yang tinggal di udik. Idhul Fitri adalah moment ritual ini di jalankan kembali menjemput rasa kangen. Sebuah momen yang mempertemukan orang tua, sanak saudara, teman dan lawan tanpa memandang jabatan, ras tau pun agama yang ia anut. Di udik sana adalah sebuah tempat yang ingin melepaskan rindu bertemu orang-orang yang lama tak bertemu di waktu selain di ritual mudik ini.
mudik di india foto:internet

Mudik sebuah ritual yang menjalin silahturahmi tapi kini di rebut oleh kapitalisme sebagai sebuah ritual konsumtif yang super gila sebagai ajang momentum pamer yang menggambarkan bahwa dirinya sebuah modernitas yang terlalu dangkal. Membuat mata yang di udik silau akan sebuah pameran konsumtif sebagai etalase pretise belaka. Mereka mepertanggung jawabkan status social dari yang orang tuanya sebagai petani sebagai pekerja yang sukses di perantauan yang merubah status sosialnya.

 Mudik kini adalah sebuah hasrat akan sebuah materi dan gengsi belaka. Itulah kapital (baca:modal) yang merebut ritual mudik yang sebenarnya sesuatu yang sederhana yaitu berkumpul, menjalani hidup dengan kesederhanaan dalam berpijak dengan bijak. Para pemudik adalah seperti kerbau yang dicocok hidungnya oleh kapitalisme sebagai konsumtif yang setia yang di sajikan oleh kapitalisme untuk menumpuk keuntungan dari para buruhnya yang terjerat hasrat konsumtif ritual mudik yang tak terelakan.

UU September 2013
Komazine#16|hujan| Agustus 2014|bukan untuk biadab


m i n i m

Minim
dance gambar : daretoevolve.tv

Minimalis : minimal ..efisien dan ekonomis, simple dan praktis
minin sesutu hal yang tak maksimal ukuran terkecil dalam menciptakan hal yang maxsimal total menjadi sebuah kesempurnaan.

minimalis Dia adalah  yang serba terbatas dan praktis di katakan para kaum postmodern merupakan sebuah padangan menghadap gelombang resesi ekonomi global di tengah krisis yang membuat kapitalisme di tengah sekarat. Ketika neo-liberalisasi  gagal  menyelamatkan kapitalisme dari krisis
yang di sebabkan  oleh system  produksi yang over tak dapat di serap oleh konsumen dan pendapat untuk pemenuhanan kebutuhan hidup.

Inflasi ekonomi adaptasi menjadi sesuatu yang minimalis . Menari di atas kehidupan yang minim seperti upskrit yang semakin minim semakin seksi dan menarik perhatian tapi tidak terlalu seronok yang   penuh estetika semata bukanya fetis.

 minimalis mengupayakan efektifitas dalam menghadapi krisis dari kapitalis yang sekarat.
Mini  itu adalah bentuk yang paling sederhana dan ekonomis tetapi tak menyampingkan estetika.
Keadaan kaum minimalis yang sanagat minim akan sebuah namanya sejahtera untuk mendapatkan pendidikan dan kesehatan serta rumah yang sehat dan layak. Tekyan dan lumpen proletar mengisyaratkan sebuah hidup yang minim dalam memenuhi kehidupan primer.

Minim di dalam hidup di era kapitalisme yang sekarat, di atas sebuah petak kecil di tempat yang  tak bertuan lahan sengketa atau pinggir kali di bawah-bawah jembatan. Minimnya tindakan pemerintahan dalam mensejahterakan tapi malah memusnahkan kaum urban dari perkotaan dengan operasi  yusdisial  yang di lakukan oleh apparatus Negara sebagai alat penindasan terhadap rakyatnya sendiri yang semakin menjadi kaum minim  yang  tak berpunya untuk menuntut hak sebagai warga Negara yang di akui ketika menjelang pemilu.

Minimalis keterbatasan di dalam sistem kapitalisme yang menatap kematiannya yang abadi. Minimalkan sebuah keterbatasan yang berujung kepada kemaximalisasi perlawanan.

Tari adalah lagu dari tubuh. Salah satu dari sukacita atau rasa sakit.
~ Martha Graham


~ revo
komazine #11|you can't dance|agustus 2012

S E N Y U M A N !

” KEEP SMILE “
smile ..

Saat berjalan di tengah hari yang cukup panas tiba ada seorang melepar senyum dengan rasa ingin tau dan cuman untuk bertanya jalan saja. Dan ternyata cukup lima menit luangkan waktu kalian untuk tersenyum dengan orang lain atau sendiri di tempat yang privat karena teringat sesuatu yang lampau jadi tersenyum sendiri, Tapi senyum yang saya maksud bukanlah senyum-seyum sendiri tanpa ada sebab yang jelas, nanti bisa-bisa disebut gila lagi hehhe.. Banyak loh rahasia serta manfaat  dibalik arti sebuah senyuman.Tapi senyum terus bikin gigi kering dan smile’s you are became to crazy!!

Kalau orang lagi falling love  kebanyakan tersenyum berseri-seri sendiri secara tak sadar, selalu terlihat ceria itulah senyuman. Betapa pentingnya senyum kita ketika kita berjumpa salah seorang kerabat atau klien walau mood kita lagi buruk sekali. Contohnya ketika kita berjabat tangan hal yang tidak mungkin ketika kita berhadapan langsung dengan seseorang tersebut bersikap atau menampakan wajah yang sangat asam memang kalau senyum itu manis banget, apa lagi pas minum kopi di senyumin kakak yang cantik .

Banyak juga orang yang salah mengartikan senyum tapi banyak juga yang beranggapan bahwa senyuman mampu mencairkan suasana yang beku, apa lagi kalau tertawa hahaha bisa cair banget yang tadinya suasana beku & kaku , jaim , galau semuanya hilang seketika wkwkwkwk.
Mungkin ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk bisa mencairkan suasana atau pun suasini hahaha salah satunya seperti  itu tadi tersenyum J. Tidak akan pernah ada ruginya sebuah senyuman, apalagi jika senyuman yang kita layangkan dibalas dengan senyuman kembali oleh orang yang kita tuju atau pun salah kita tuju. Ada satu fakta lagi yakni dengan senyuman ternyata mampu membuat diri kita tampak lebih muda jika dilihat manfaatnya dari sisi kesehatan.

Kalau susah tersenyum kalau kata temen Gue, mendingan ganti tuh rok eh, rokok lo tuh sama tobako atjeh yang membuat menjadi rileks and keep smiling ..yomaan. Dimanapun dan kapan pun kita bisa saja tersenyum bahkan dengan seseorang yang asing tak di kenal. Senyum pun bisa diartikan bentuk lain dari keramahan seseorang, siapa yang tak mau bersahabat dengan seseorang murah senyum. Siapa juga yang tidak menginginkan memiliki pasangan yang selalu membuat kita tersenyum? Dari pada cemberut penuh emosi ahh teriaaak ah minta senyumannya, senyum terus nanti di anggap gila loh, lalu kita kan bangsa yang ramah tamah. Tapi ngak kelebihan kali senyumanya mbak nanti dianggap stress ..gila wkwkwkwk. Tapi senyuman memang ajaib ini yang pernah gue alami pas naik bus nggak ada uang, terus gue lempar aja senyum ke kenek terus udah tau deh numpang depan lai. Ada lagi pas nih cerita Tante Gue, yang dapet pacar gara-gara salah lempar senyuman ke orang cuma karena cemas menunggu jemputan.  Apa lagi pas UTS, lagi meras otak manggil memori di folder pengetahuan eh, tiba-tiba cewek  di sebelah bangku senyum manis, menggoda eh ujungnya minta jawabanya Gue kasih terus gue minta jalan bareng ah lumayan bisa makan gratis siang ini.

Hahahaaaa …Senyuman lebih banyak manfaat yang bisa kita rasakan. Kalau kata tetangga  Paman saya yang mengutip sebuah hadis pula mengatakan “ Senyum adalah ibadah” tuh kan betapa beruntungnya manfaat senyum….. gue nulis ini karena terinsipiasi senyuman seseorang Ibu yang lagi menunggu dokter dan  untuk kemotrapy karena anak perempuanya yang kecil itu menderita kangker darah tapi ia selalu tetap tegar dan melempar senyum ketika semua orang di ruang tunggu ini bermuka tegang penuh dengan kecemasan dan rasa bosan.

*uluianov
dimuat di komazine#12|smile|Novemeber 2012


Jumat, 12 Juni 2015

sekolah summerhill

video ini teringat gambaran sekolah summerhill (sekolah anarkis) yang memberikan keleluasan peserta didiknya untuk beraktualisasi diri dan dalam relasi setara (equal) di pendidikan.. bebas tanpa kontrol penuh pendidik dibebaskan untuk belajar atau mangkir, dibebaskan untuk bermain selama mungkin yang mereka mau, bebas dari indoktrinasi agama, moral, politik dan pembentukan karakter.. melawan pendidikan konvensional yang cenderung istilah kerenya membentuk robot-robot terdidik dan di jadikan pekerja yang penurut terus dikontrol pemilik modal yeah. video yang menggambarkan pemberontakan pelajar atas pendidikan yang membeo.. patut untuk di contoh karena sekolah itu pembebasan yang membebaskan kita dan lainya.


rizki _ komazine 

Selasa, 09 Juni 2015

Kata Siapa Bapak dari Blitar !! Bapak Kami dari Lengkong ..

"Siapa bilang bapak dari Blitar? Bapak kitaa dari Prambanan. Siapa bilang rakyat kita lapar? Indonesia banyak makanan ...mari kita bergemberia. Bergembira semua..." Bung Karno, bersuka ria –anti nekolim

Siapa bilang bapak dari Blitar ..ehh para tim penulisan naskah pidato presiden sepertinya masih menjujung tinggi  De-Soekarnoisasi jadi ingat enaknya jaman ku kata para penguasa jaman dulu orde baru yang selalu saja meperbaharui dirinya makanya selalu saja di sebut orde baru dan selalu saja wangi untuk di kenangnya.penuh tipu muslihat belaka yang terasa baru sekarang menanggung hutang jamanmu Soeharto.

 Piye bro !! ..orak enak jaman Mu A..Suharto kata seorang Pria separuh baya yang nampak bersemangat dan tak kalah gaya perlente dengan generasi sekarang. Di awal bulan Juni yang panasnya terobati dengan sedikit guyuran hujan membuat Jakarta membaui tanahnya yang harum, bila tersiram air hujan.

 Sepertinya Tak mau kalah juga dengan anak muda yang terlihat memadati salah bagian plaza barat senayan dengan slogan bela negaraaa.. dengan nafsu belanja ehh.. konsumtif ploduk-ploduuk eits produk-produk dalam negeri. Ehh tapi nampak ironis juga di sisi timur yang sepi pengunjung pada hal sama juga ploduk  ehh produk Indonesia juga bro..haha. tapi kenapa mesti dengan konsumtif padahal sudah mempunyai banyak pakaian hehehe demi penumpukan kemakmuran modal borjuasi nasional.

Dan siapa bilang bapak dari Blitar? Bapak kami dari Lengkong …siapa bilang rakyat kita lapar Indonesia banyak singkong, bro.. jadi ngak perlu panik dengan isu beras plastik buatan pabrik, masih banyak beras buatan petani lokal. Tapi bagaimkan nasib petani selalu saja di permainkan dengan harga pupuk mahal dan hasil panen murah jadi teringat seorang petani yang bernama Marhaen yang pada saat itu bertemu Soekarno . Marhaen adalah petani yang mengerjakan sawah sendiri (warisan orang tua), memiliki alat produksi (perkakasan kerja) sendiri , hasilnya untuk menghidupi diri sendiri/keluarga sendiri (tak ada kelebihan produksi untuk di jual), tidak memperkerjakan tenga orang lain dan mempunyai rumah gubuk sederhana milik sendiri. Kalau kata Soekarno Marhean adalah diskursus klas atau susunan sosial masyarakat Indonesia.

Akan tetapi istilah itu tidak sempit merujuk kepada golongan petani saja. Di buku Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, Bung Karno mengatakan, ia menemukan istilah marhaen pada usia 20 tahun. Artinya, itu terjadi kira-kira tahun 1921. Bung Karno juga menyebut “tukang gerobak” sebagai marhaen. Sebab, si tukang gerobak punya alat produksi, tetapi tidak menyewa pembantu (tenaga kerja) dan tidak punya majikan.

Ini tidak terlepas dari perkembangan kapitalisme di Indonesia. Kata Soekarno, kapitalisme di Indonesia itu, yang dibawa oleh kolonialisme Belanda, punya kekhususan. Apa kekhususannya?
Ketika Belanda hendak menancapkan kuku-kuku kolonialismenya di Indonesia, negeri kincir angin itu masihlah terbelakang. Kalau kata Tan Malaka menyebutnya “negeri tani dan tukang warung kopi yang kecil-kecil.” Jadi, Belanda sendiri belum merupakan negara industrialis saat itu. Sangat berbeda dengan Inggris, misalnya, yang sudah berkembang pesat sejak mengalami sebuah revolusi industri.

Kolonialisme ala Belanda ini membawa dampak. Belanda datang ke Indonesia berlagak sebagai saudagar. Apa yang terjadi sebenarnya! untuk memaksakan monopolinya di Indonesia, VOC melakukan pemaksaan dan perampasan. Mirip dengan sebuah system akumulasi primitif dalam masyarakat pra–kapitalis. Merampas barang  dagangan—khususnya rempah-rempah–dan kemudian di jual di pasar internasional.

Di jaman cultural stelsel tetap saja begitu. Hanya saja, di sini kapitalis Belanda sudah mulai menanamkan modalnya di Indonesia. Itulah mengapa Bung Karno menyebut imperialisme Belanda itu sebagai “finance-capital”.

Namun, sebagian besar kapital itu jatuhnya di sektor pertanian/perkebunan. Sebagian besar kapital Belanda itu—hampir 75%, kata Soekarno—hanya menghasilkan onderneming-onderneming: onderneming teh, onderneming tembakau, onderneming karet, onderneming kina, dan lain sebagainya. Di Hindia-Belanda (Indonesia), kata Soekarno, yang dominan adalah kapitalisme pertanian saja.

Perkembangan kapitalisme yang demikian, menurut Bung Karno, tidak akan menghasilkan klas proletar murni. Hanya menimbulkan system kapitalisme pertanian ini menghasilkan susunan sosial masyarakat paling banyak merupakan kaum tani yang melarat.

Sudah begitu, kolonialisme Belanda tidak menghasilkan konsentrasi dan pemusatan industri modern di kota-kota. Akibatnya, kota di Indonesia tidak tumbuh sebagaimana layaknya kota-kota di Eropa. Hingga awal abad ke-20, mayoritas rakyat Indonesia, yakni 70-80%, masih dan teringgal di daerah pedesaan.

Ini berbeda dengan di eropa. Eropa benar-benar terindustrialisasi. Terjadi konsentrasi dan pemusatan produksinya di kota-kota. Ini malahirkan kaum proletar 100%  (murni). Bahkan, klas proletar tumbuh menjadi bagian terbesar di dalam masyarakat.

Sudah begitu, kata Bung Karno, hasil produksi onderneming itu dijual di eropa. Akibatnya: ini uang bekerja di Indonesia, menggaruk kekayaan alam Indonesia, dan dibawa lari ke negeri Belanda untuk dijual di pasaran eropa, mendapat untung di eropa, untung itu dibawa lagi ke Indonesia, ditanam lagi Indonesia, untuk mengeruk habis kekayaan alam Indonesia..dan seterusnya seperti lingkaran setan.
Karena kapital Belanda itu orientasinya hanya untuk ekspor alias bergantung pada pasar eropa, maka politik kolonial Belanda di Indonesia tak berkepentingan untuk meningkatkan daya beli rakyat Indonesia. Karena itu, tidak pula berkepentingan meningkatkan pengetahuan rakyat Indonesia.

Ini sangat beda sekali dengan kolonialisme Inggris di India, misalnya. Kapitalisme inggris, kata Bung Karno, lebih banyak ke perdagangan dan pengambilan bahan baku. Imperialisme dagang ini memerlukan pasar. Maka, imperialisme Inggris di India berkepentingan untuk tidak membunuh daya beli rakyat India. Imperialisme Inggris juga membiarkan berdirinya sekolah-sekolah dan Universitas. Lahirlah nama besar:  Mahatma Gandhi, Das, Tagore, Tilak, Dr. C. Bose dan Dr. Naye.


Kepeloporan Klas Proletar

Dan inilah gambaran kelas sosial masyarakat Indonesia sebagai Negara dunia ketiga perkembangan kapitalisme, tidak mengarah pada “Negara industri yang modern”. Kini yang terjadi malah namanya neoliberalisme justru menciptakan fenomena “deindustrialisasi”.

Di akhir rezim milireistik orde baru, struktur industri Indonesia malah menghasilkan pabrik-pabrik yang meperkerjakan 500 orang atau lebih dan hanya meyerap sepertiga dari total jumlah tenaga kerja. Sedangkan du pertiganya malah terserap, bekerja di dalam industri skala menengah (20-99 pekerja), sekala kecil (5-19 pekerja), dan rumah tangga (1-4 pekerja).

Kalau kita melihat data dari BPS, jumlah keseluruhan unit usaha di Indonesia mencapai 51,262 juta. Dari total unit usaha tersebut, terdapat 50,697 atau 98,9% adalah usaha mikro, 520.221 usaha kecil (1,01%), 39.657 usaha menengah (0,08%) dan hanya 4.463 usaha berskala besar (0,01%). Artinya,  99,99% usaha di Indonesia itu masuk dalam kategori usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Tak mungkin terelakan lagi perkembangan kapitalisme di Indonesia meningkatkan apa yang disebut sektor informal. Statistik resmi menyebut angka pekerja sektor informal di Indonesia mencapai 70% saja.

Kategori sektor informal adalah pedagang kaki lima, perdagangan kecil, perajin kecil, dan pertanian dalam skala kecil. Ini meliputi keseluruhan sektor perdagangan mikro (asongan, PKL, calo,pengamen dll), Industri pengolahan mikro (industri rumah tangga, kerajinan, dll), dan pertanian mikro (petani menengah, miskin, dan gurem).

Artinya, mayoritas rakyat Indonesia sekarang ini sebetulnya adalah pemilik produksi kecil. Dan, sebagian besar mereka itu, adalah orang-orang yang membuka usaha sekedar untuk survive atau bertahan hidup dari gempuran neoliberalisme, hidupnya dalam keadaan koma antara batas kematian dan kehidupan.

Dalam konteks kekinian istilah marhaen Bung Karno masih relevan untuk keadaan masyarakat sekarang. Ia masih ampuh sebagai pisau analis klas terhadap susunan sosial masyarakat di Indonesia. Dan juga masih efektif sebagai teori politik dalam kerangka menarik sebuah partisipasi mayoritas rakyat Indonesia ini, yakni kaum melarat dalam menuju masyarakat adil dan makmur.


Komazine  juni 2015

Kamis, 28 Mei 2015

Kebangkitan atau Kematian ( KOMA)

Kebangkitan Nasional 107 tahun kemudian

Memang sejak 17 Agustus 1945 kita sebagai bangsa yang sudah …Merdeka dari kolonialisme. Dan juga sudah 107 tahun yang lalu bangkit sebagai bangkitnya rasa nasionalisme bangsa yang sama terjajahnya senasip dan sepenanggungan di bawah sistem imperialisme yang menghisap sumber daya alam dan penindasan manusia atas manusia serta bangsa antar bangsa.

Kebangkitan Nasional 107 tahun yang lalu, apa hanya menjadi sebuah penanda kematian di bidang pendidikan yang semakin menjauh dari sebuah pembebasan untuk membebaskan penindasan, kebodohan, dan kemiskinan. Dan pendidikan Indonesia saat ini adalah pemenuhan kebutuhan pasar, yaitu kebutuhan tenaga kerja yang siap untuk tidak kreatif, kritis dan mau untuk kerja lembur, deadline dan siap kerja kontrak tanpa jaminan masa depan sebagai tenaga produktif buruh tak mempunyai hak untuk mendapatkan hidup layak saja apa lagi hidup sejahtera. Apa lagi untuk bersosialisai dalam hidupnya makanya ada selogan buruh jomblo karena sistem kerja yang tak adil begitu memakan waktu luang mereka untuk memenuhi target produksi. Dengan persaingan dan tenaga kerja yang banyak dan murah menghasilkan kompetisi yang menguntungkan pemilik modal (kapital) .

Cepat lulus sekolah : SMA, kuliah dan terus bekerja mengadu nasib dengan sebuah ijasah yang baru-baru ini banyak di temukan ijasah aspal. Hmm, Kenapa aspal yap’s.. asli tapi palsu tak perlu usaha   bersekolah yang menghabiskan waktu, cuma bayar dari sebuah lembaga pendidikan yang resmi maka bim sala bim abra kadabra.. munculah ijasah yang menujang untuk mendapatkan pekerjaan dan ada juga yang memenfaatkanya untuk naik posisi yang lebih baik begitu pula upah yang di dapatkanya.

Bekerja demi memperpanjang hidup, kalau tak bekerja kita tak selamanya bergantung kepada orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidup yang semakin bertambah saja kebutuhan pokoknya selain makan dan minum, bersosialisasi dan kebutuhan baru seperti pakaian baru, pulsa dan gawai terbaru untuk dianggap seperti manusia lainya.

“Jika waktu adalah uang maka kecepatan adalah sebuah kekuasaan”. Paul Virilio, 2000. hmm.. generasi instan siap saji dalam kebutuhan pasar akan tenaga kerja murah dan terus di eksploitasi tenaga kerjanya. Lahirnya dari sebuah system yang tak adil yaitu kapitalisme berhasil menciptakan sebuah generasi instan dimana sistem pendidikan mencetak generasi muda yang produktif: Kritisisme dan kreatifitas yang dibonsai habis untuk kepentingan pemilik modal dan tentu saja untuk keabadian sebuah sistem kapitalisme itu sendiri.

@edwanovmikel  Mei 2015

Senin, 25 Mei 2015

PKI dan nama Indonesia

Tanggal 23 Mei, 95 tahun yang lalu sebuah organisasi politik di jaman penjajahan yang pertama kali memakai nama Indonesia. Organisasi politik yang pertama memakai nama Indonesia pada tahun 1920,  PKI setelah kongres di Semarang resmi memakai Partai Komunis Hindia dan tujuh bulan kemudian merubahnya menjadi Indonesia menurut mereka lebih menegaskan prinsip perjuangan organisasi politik dengan menggunakan nama Indonesia.

Namun ada versi lain yang mengatakan bahwa baru pada bulan juni 1924, melalui sebuah kongres di Weltevreden, Partai Komunis Hindia berubah menjadi Partai Komunis Indonesia. Oleh sebab itu Belanda mencap kata Indonesia sebagai kata komunis. Untuk mencegah penyebarluasnya dalam gerakan pembebasan Indonesia.

PKI (Partai Komunis Indonesia) hubunganya tak sebatas kaum elite saja, meski mayoritas anggotanya yang secara sosial, ekonomi dan psikologis berada di kelas menengah: antara masyarakat tradisional dan modern. Ia juga memperluas keanggotaannya ke berbagai kalangan: pedagang, agamawan otodoks, kaum ningrat bawah, dan petani kaya, di luar Jawa atau bahkan tempat-tempat yang dikenal berada di luar pendukung komunis. Perlahan PKI menjadi besar karena mampu merefleksikan karakteristik pergerakan, yang menjembatani jarak antara konsep tradisional dan modern. Pada 1924 PKI memiliki 1.000 anggota.

Ketika PKI lahir, dunia tengah diselimuti imperialism. Namun sudah ada Kelas buruh dan terbentuk serikat-serikat buruh. Begitu pula sudah terjadi Revolusi Sosialis di Rusia pada Oktober 1971. “PKI adalah anak zaman yang lahir pada waktunya.” Membebaskan dari belenggu imperialisme, yang mencita-citakan masyarakat tanpa kelas.

Walau katanya PKI tak sempat tua ternyata sudah emapat puluh lima tahun dan di berangus oleh musuh ideologinya yaitu kapitalisme dengan menggunakan tangan militer dan yang paling dominan adalah perannya angkatan darat. Mereka melakukan adu domba di kalangan masayarakat bawah dengan menggunkan milisi sipi untuk melakukan pembataian terhadap para anggota simpatisan PKI dan para pendukung Seoekarno. Dan banyak juga yang di penjarakan tanpa peradilan dan di tetapkan tap MPRS no.25, tahun 1966 tentang pembubaran PKI dan penyebaran paham Komunisme serta ajaran Marxisme dan Leninisme. Undang-undang yang diskriminasi yang di tanggung oleh anak cucu yang kebetulan menjadi anggota serta simpatisan dan bahkan yang di PKI-an oleh rezim karena melawan pemerintahan rezim militeristik orde baru.

 Editor komazine





Rabu, 13 Mei 2015

M1 \ MAYDAY 2015


besok pagi
kita ke pabrik
kembali bekerja
sarapan nasi bungkus
ngutang
seperti biasa
~ Wiji Thukul , 18 November 1996

Pada awal mulanya, Mayday adalah hari rayanya kaum Pagan (penganut agama-agama kuno) di Eropa. Setiap 1 Mei, kaum Pagan merayakannya sebagai hari pertama berkecambahnya tanaman di musim semi. Masyarakat Celts dan Saxons kuno, merayakan Mayday sebagai hari raya Beltane atau hari raya Api. Bel adalah Tuhan Matahari bagi kaum Celtic. Tetapi, tidak ada yang menyimpulkan bahwa peringatan Mayday di era modern ini, sebagai kelanjutan tradisi suku bangsa Celtic di Kepulauan Inggris itu. Sejarah Mayday modern, adalah sejarah gerakan perlawanan kelas pekerja terhadap penindasan kelas majikan/pemilik modal (baca kapital).

Perayaan dimana hari lebaranya kaum buruh yang uniknya di Indonesia sebagai ajang silahturahmi kalau May day pasti berramai-ramai bertemu di jalanan di tengah kota Jakarta. Peringatan may day atau kata lainya hari buruh internasional selalu di rayakan di awal bulan Mei , ini adalah tahun kedua 1 Mei di jadikan kembali sebagai hari libur nasional di indonesia. Peringatan hari buruh internasional ini sendiri dilatarbelakangi perjuangan kaum buruh di abad ke-19 untuk menuntut pengurangan jam kerja menjadi 8 jam sehari. Pada abad tersebut, bekerja selama 18 sampai 20 jam sehari merupakan kenyataan yang harus dihadapi oleh kaum buruh.

Perjuangan menuntut pengurangan jam kerja menjadi 8 jam sehari ini diawali oleh kaum buruh di Amerika Serikat. Pada tanggal 1 Mei tahun 1886, puluhan ribu buruh di kota Chicago menggelar demonstrasi yang dalam waktu beberapa hari berubah menjadi pemogokan umum hingga membuat puluhan ribu pabrik terpaksa tutup.


Pada tanggal 4 Mei 1886, pemerintah merespon dengan membubarkan paksa aksi kaum buruh dengan menembaki para buruh hingga menimbulkan banyak korban buruh yang tewas tertembak. Insiden ini terjadi di Haymarket, Chicago, yang kemudian menimbulkan reaksi protes keras dari kaum buruh di negara-negara lain.

Setelah  129 tahun yang  telah berlalu dari Peristiwa Haymarket, 1886. Roda zaman terus putar.  Modal bertransformasi dalam berbagai bentuknya dan beranak-pinak tanpa mengenal batas-batas negara. Modal besar mencaplok pemodal kecil. Kekayaan pun mengalir dan terkonsentrasi pada hanya sekitar 1% penduduk dunia.

Sekelompok kecil kelas kapitalis tersebutlah yang sekarang memerintah dunia, menjadikan banyak tuan-tuan presiden dan para anggota parlemen, serta para kaum intelektual menjadi agen langsung ataupun tidak langsung untuk mengekalkan kepentingan mereka dalam mengakumulasi kapital(modal).

Pada akhirnya, kemiskinan tetap merajalela, upah (daya beli) tidak berdaya terhadap jumlah barang beredar, bumi tidak lagi tanah seindah impian. Masing-masing orang berlomba-lomba dan saling berkompetisi untuk mengumpulkan uang, mengutamakan dan mendewa-dewakan materi; terjebak commodity fetishism. Siapa dapat dialah pemenang; Yang lain terhempas, adalah kesialan dalm sistem yang memuakan ini (kapitalisme).


Negeri dunia ketiga atau kata lainya negeri yang sedang berkembang kempis nyaris sekarat dan hanya menjadi sapi perahan, nyaman terhisap sambil bermimpi hidup bergaya seperti kelas pemodal dalam opera sabun mandi yang sudah tak lagi wangi. Tunduk, tak bermartabat, mengidap inferiority complex. Sementara itu, kelas kapitalis kecil dan menengah (borjuasi) harap-harap cemas dan terancam bàngkrut. Pilihannya menyerah pada tuan kapitalis besar, menjadi budaknya atau melawan dan kemudian tergilas dan mati tanpa ada perlawanan... manusia untuk menghapus penghisapan manusia atas manusia dan penindasan bangsa atas bangsa. Tak ada perubahan suatu kaum tanpa kaum itu mau merubahnya.

Redaksi Komazine 2015








Senin, 20 April 2015

Satu Mei 2015

MAY DAY... mayday
komazine mayday 2015

Jum'at 1 mei 2015
titik kumpul 9:10 jl.kimia 10:35 wib start megaria jl.Diponogoro, menteng jak-pus
10:00
menuju HI - MONAS- taman menteng

Mayday…
Mayday..

Hey hoo let’s go..

Selamat datang bulan Mei..
Buruh tetap tak terlelap hingga subuh penuh peluh diam meredam kata-kata. Petani tetap pergi menjemput rejeki kala fajar pagi menjemput walau badan terasa letih sisa kerja keras kemarin. Tetap akan ada jutaan anak sekolah jalan kaki bermil-mil dari rumah, meretas mimpi dengan gelisah setelah lulus masih adakan lowongan pekerjaan ketika banyak pekerja asing datang dan hanya menjadi penonton saja , negara tetap saja di kuasai para bandit dan cukong menumpuk modal demi sejahtera mereka sendiri ..merdeka mereka

~komazine

SELAMAT HARI BURUH INTERNASIONALE 1 MAY 2015
&
SELAMAT HARI PENDIDIKAN NASIONAL 2 MAY 2015

Tim kolektif media koma

089603556591

KOMAZINE - k o m a
P NasGor ( party NasiGoreng )
penatap langit
KBBT (komunitas baca-baca di taman)