Selasa, 15 September 2009

DAMAI ITU INDAH TANPA ORDE BARU

Di Jaman ORBA ( baca : rezim fasis ) , individu atau kelompok yang dianggap menggangu kekuasaan (orde fasis) dapat di mem PKI-kan bila tentara mem PKI-kan. Pada saat itu tentara tidak hanya membuat stempel hitam bagi yang dianggap membahayakan kekuasaan. Rezim Fasis ORBA dan dapat menghilangkanya dan ternyata leih hebat dari seorang pesulap yang terhebat di dunia. Ya boleh dikatan bahwa tembok itu hitam dan ternyata berwarna putih .

Sejarah militerisme adalah tradisi kekerasan terhadap rakyat,sejarah produk sebuah intitusi dalam sebuah teradisi yang berlumuran darah rakyatnya sendiri.. diman yang notabene para Jendralnya adalah seorang pemilik modal (baca borjuis bersenjata), pelaku bisnis dan prajuritnya hanya sebagai penjaga,sesuai perusahaan mereka dari ancaman tuntutan para pekerja demi mendapatkan haknya yang telah dirampas para bos mereka. Sehingga stabilitas dijamnyang lalu dan sekarang mereka telah mengarnd disaikan untuk keamanan modal (baca:kapitalis), tak peduli dengan pelangaran HAM, kerusakan ekologis, belum lagi monopoli yang dilakukan sehingga kompetisi untuk melakukan usaha terbatas sengaja dimatikan apa bila buakan kroni-kroninya.

Mentalitas,kharakter dan paradigam sebagai penjaga keamanan dan pertahanan Negara dan penguasa modal (kapitalisme). Sapta marga merupakan dokrin yang di tanamkan sebagai calon-calon tentara di dalam akdemi militer,sampai mereka pension di umur 55 tahun mereka tak mengenal sebuah demokrasi yang di kenalnya hanya perintah yang absolute "siap Dan !!".

Setalah berganti rupa rezim budaya militerisme makin berkembang di dalam sebuah masyarakat sispil, milisi (sipil yang di persenjatai), banyak terdapat di dalam masyarakat kita di pedesaan mau pun di kota dari berbagai varianya ada yang berlatar belakang agama, suku/etnis, parpol,ormas. Yang katanya di jaman reformasi militerisme berkembang biak seperti jamur di musim penghujan yang saling meneror kehidupan kita sehari-hari dalam kebebasan dalam berbicar,berkeyakinan,dsb.

Milisi-milisi dengan keyakinanya mereka menyerang dan membabi buta masyarakat yang terjadi beberapa bulan yang lalu di monas karena masalah sebuah keyakinan. Sama seperti di jaman fasis (soeharto) masih berkuasa mereka degan mudah membunuh,melakukan pemaksaan keyakinan demi sebuah yang namanya sebuah rasa aman bagi keamanan modal.

Kekerasan memang sebauh teradis yang sudah berurat dan berakar di dalam jiwa dan persepsi kita memandang sebuah kehidupan. Dengan berbagai macam alasan memang sebuah sistem militeisme akan menghasilan sebuah militerisme juga (sismbiosis mutualisme). Kalau intitusi negara tidak membutuhkan lagi milisi2 sipil kemungkinan dapat hilang dengan mudah (..ABRA.. ..KADARABA ...ILANG).

( edwanov )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar