Apakah anda percaya bahwa kebahgian itu adalah sebuah persepsi yang berbeda bagi setiap orang dalam memaknai tentang sesuatu yang namanya kebahagiaan.
Seorang filsuf yunani kuno, yakni Socrates ( 469-399 sm ), percaya bahwa jika anda sunguh2 bijak,anda tidak akan terobsesi oleh kekayaan. Untuk mempraktikan apa yang ia kotbahkan secara ektrem itu, ia bahkan untuk menolak mengenakan sepatu.
Socrates suka mengunjungi pasar,tetapi ia hanya memandangi beraneka ragam pakaian yang dipamerkan dengan penuh kekaguman. Saat seorang teman bertanya ’mengapa ia demikian terpesonanya ,ia menjawab:”saya suka sekali pergi kesana dan menyadarinya betapa saya bahagaia meski tak memiliki banyak hal yang ada di sana.”
Sikap socrates memang bertentangan dengan iklan yang terus menerus menghajar hasrat kita .Dan terus menerus menyerang mata ki dan telinga kita . Para pemasang iklan yang terus menerus menghabiskan milyaran rupiah untuk mengatakan bahwa kita takkan bahgia tanpa,bila man tak memiliki atau memakai produk terbaru mereka (produsen).
Dalam memandang kehidupan ini lebih baik lagi dan tak terpengaruhi oleh yang namanya sebuah hasrat konsumerisme (memakai barang-barang yang tak di perlukan), tetapi memang sebuah ironi di zaman yang serba instan ini , kalau kita memang masih menjadi seorang yang terbelengu oleh sebuah hasrat mengkonsumsi karena tiap detik kita di hantui oleh produk-produk yang serbah mengiurkan hasrat kita untuk memilikinya segera mungkin . Tetapi memang ironi kita tak mapu menjangkau harganya yang tak tergapai oleh kita. Terlalu mahal untuk barang tersebut jadi apa kalau ,sesuatu yang mustahil kita beli kita bisa mencurinya kalau barang itu benar-benar dapat kita pergunakan bagi kita dan bermanfaat bagi yang lainya.kalau itu kau anggap sebagai bahagia lakukan saja jangan ragu-ragu !!!
# u u_ koma #
Tidak ada komentar:
Posting Komentar