Kamis, 01 Agustus 2013

Celoteh

 
celoteh_komazine#11_ilustrasi uu
Kim       :Hewan……hewan apa yang bodoh????????????????????
Awi      :??????????????  Pasti Kerbau
Kim       :SALAH….H..H..H..H..H..
Awi      :Apa DONK !!!!!!!!!
             Kerbau itukan PEMALAS…….!!!!  TUKANG TIDUR,,,,,,,,,,,,,
        KALO MAKAN MAUNYA BANYAK LAGI
Kim       :Yang benar, jawabanya Sapi
Awi      :SAPI???!!!!!!....lah...kok bisa????
             Sapi itukan rajin dan patuh ??
Kim       :Nah itulah bodohnya si Sapi
Diberi makan (upah) yang sedikit
alias enggak setimpal, tapi kerjanya
giat, patuh lagi dengan tuan nya
Coba aja si Kerbau, mana mau dia bekerja giat bila diberi makan (upah) yang tidak setimpal dari tuan nya

Awi      :OH….Begitu YA ….Kim!!!!!
Trus Bagaimana dengan nasib si Buruh, yang mendapatkan upah (gaji) enggak layak, tapi mayoritas mereka enggak berani meminta hak nya kepada si Perusahaan (Pengusaha)
Kim       :Ya sama saja dengan nasib si Sapi ……ya makanya adanya istilah, Buruh di peras tenaganya seperti Sapi Perahan
Awi      :Bisa ya seperti itu, Padahal Buruh itu Manusia yang mempunyai  Akal dan Pikiran yang pasti melebihi otak Sapi.
Dan si pengusaha juga punya Akal dan Pikiran, tapi kenapa tega bersikap seperti itu kepada buruh. ……….Jadi Buruh lebih bodoh dari sapi donk, Kim??
“BURUH JUGA MANUSIA SAMA SEPERTI PENGUSAHA”
Kim       : Ya Enggak seperti itu juga…, Si Buruh dan juga Masyarakat sudah di Hegemony oleh si penindas (pengusaha) dengan banyak macam bentuk dan
       cara, mulai dari media, pendidikan, bahkan agama, dll.
       Kalau si pengusaha sih, hanya mau mencari keuntungan sebesar-besarnya,
       enggak peduli bagai mana caranya.
Awi      : OH BEGITU YA……………………..Jadi Kerbau itu hewan yang pintar     ya???????????????
Kim       : Mmmm………………!!!

Agoes_young

Dance With You



dance with you_ilustrasi edwanov m


     


















Dan mereka yang terlihat menari dianggap gila oleh mereka yang tidak bisa mendengar musik.
                                                                                                                                                                    
                                                                                                                                                                “F.Nietzsche


Melewati labirin kota tanpa makna sedikit pun, berdiri mengangkangi  arogansi kaptalisme yang kini sedang menuju ajalnya dalam sebuah ketidak haru biru kehujanan terus dalam mencoba – coba mengukir kata di dalam notebook lumpenan ..  sambil menunggu hujan reda yang selalu di temani pelangi setelah hujan… setelah bergerilya dalam kota … koma pun kembali ke tangan anda yang penuh dengan kejemuan hidup bosanlah kalau tak menegertiii mati saja dulu (tidur)…

tak terasa esok hari sudah memasuki agustus bertepatan dengan bulan puasa , di mana orang menahan lapar tapi yang tak tertahankan adalah konsumtif untu berbelanja dan makananan yang lezat di saat waktunya makan.

Yap’s mogok makan di waktu siang dan makan sepuasnya di waktu malam dan di penuhi hasrat yang selalu di goda dengan konsumtif yaeah !

Sebuah perjalan dalam kesemrawutan hidup yang semakin mencekik tapi koma terus tak mati-mati ayo tanami dengan cinta maka timbul aborsi , tanami jagung tumbuhlah pabrik, marii tanam demostran biar tumbuh TNI. Ayo tanam kemarahan biar tumbuh revolusi dan hidup biar terbiasa menari dengan bebasnya.

Laju melintang si atas rel berjalan ular besi pun berdesik walau listrik naik dan di ikuti naiknya harga yang naik tak turun-turun seperti haji.

Sepi kini tak terdengar lagi lengkingan para demonstran yang terdistorsi lalu-lintas alienasi hidup yang terproletariatkan yang semakin terdesak himpitan hidup penuh dengan pemujaan sebuah konsumtif sementara borjusai kecilnya penuh semangat hedonis yang kian berpihak kepada borjuasi komprador dan tunduk dalam peradaban modern namun tetap feoudal yeaah semi modern masih percaya tahayul.

 Selamat datang malaikat kematian di penghujung Agustus yang semakin mengendus-ngendus batas-batas antara kematiaan dan kehidupan dalam melawan sebab tak melawan tak lagi miskin, sudah menderita dan lapar. Tetapi melawan atau berubah musnah menjadi budak-budak yang abadi atau pun mati tertembus peluru anjing penjaga modal. Teriakkan dan lantunan kematian begitu mendesak tubuh ini untuk menari mengikuti ritme konsumtif dan melompat di dalamnya membuat kehancuran untuk harapan yang lebih baik .

Mogok - mogok ..boikot dan duduklah dan  buat mereka ikut menari dengan letupan khasnya sedikit kudapan dari Molotov cocktail dengan aroma yang menyenangkan dengan tangisan gas air mata di iringi aroma mesiu yang harum di tengah kota. Pertemuan kita ini adalah antara kematian dan kehidupan , koma. Sebelum hari itu akan datang menentukan sebuah pilihan aku ingin kita semua yang menari untuk hidup yang semakin statis .  

"Anda harus memiliki kekacauan dalam diri Anda sendiri untuk melahirkan sebuah bintang menari."
                                                                                        (Nietzsche, Spoke Zarathustra) #dance                                                                         

~ u u


         Komazine #11 you can’t dance ! _ Agustus 2012