Senin, 16 November 2015

1965

sembilan belas enam lima
65 _edwanov

Para pelakon ini seperti kehabisan peran panggung ini: dunia sandiwara. 
Mungkin Aku salah satunya: pelakon yang tak punya peran. Berpura-pura menjadi penonton yang baik. Ada, penonton yang enggan untuk pulang, menari di tarik terus diulur serangkai rantai berpegang pada cahaya yang nampak telanjang di tanggakap mata. Panggung ini seperti di punggungi kebimbangan sunyi penuh ratapan dan air mata darah. Sepi pun ikut bertepuk di bangku kosong dengan hembusan angin yang tak berubah sedikit pun dingin mengigit kulit. Langit-langit membikin semacam hujan menaburkan warna kelam dan aroma amis darah . 

Remang-remang datang menghampiri keragu-raguan mengatur bayang-bayang. Panggung ini seperti bangku penonton yang tak panjang, bimbang, ikut menahan hati gemetar dengar jeritan masa lalu yang terkubur begitu dalam. Seperti dalam makam, liang yang dalam, tapi  tak bisa beranjak keluar. Ada yang berziarah menaburkan melati dan menyirami dengan air mawar, harum itu, satu-satunya kabar yang membuat warna mirip cahaya pembebasan tapi selebihnya abu-abu bahkan menghitam dalam gelapan penuh misteri yang seakan tak ada habisnya. Misteri yang tragis tak sedap untuk di kenang enam lima pun terkekang erat masuk kedalam liang yang semakin dalam.

Uu Januari 2015



Tidak ada komentar:

Posting Komentar