Ketika hidup mu di kuasai sebuah keinginan yang ditanamkan lewat pariawara/iklan, kau sudah berubah dan hidup mu terkontrol dalam lingkaran satan sebuah putaran kematian yang dibuat dengan kesenagan tak terasa bila kiat di tindas. Ketika kiat terkontrol oleh sebuah hasrat semata karena gempuran-gempuran yang begitu derasnya menghajar kiat tiap detik … aah gue pengen BBMan aah … bagus juga i-phone lebih keren dari pada punya Black Bery. Malam-malam bosen juga chatting atau nonton nich sepertinya enak bersepeda nich bersepeda bergengi dari pada naik motor kaya alay2 ajah terus nyari2 jablay ahh lebaaay.
Sebuah keinginan yang tak benar-benar kita memang tak memabutuhkantapi kapitalisme (system yang mengakumulasi modal) memborgol diri kita dan menggebalan ya masuk kedalam jurang dimana diri kita terkontrol dan semangat untuk berkumpul dan melawan di hancurkan yeeeah. Tanpa semprotan parfum axe dirimu takakan ada peremuan yang menyentuhmu ataupun berdekatan dengan mu. Tanpa Body Shop tak akan ada yang ingin menyentuh kulitmu dan kamu pun dianggap mahluk rendahan karena tak peduli tehadap lingkungan. Tanpa Revlon tadi bibirmu tak ada lelaki yang melirik mu. Tanpa Black Bery kau pun tak akan mendapatkan teman. Tanpa i-phone tak ada juga teman yang akan menemanimu. Tak punya tweeter kau pun di anggap sebagai allay. Tanpa berpergian ke kantor dengan sepeda di anggap belumlah sukses karena kau manusia rendahan tak pro terhadap ekologis.cukuran mu belum lah rapih bila tak menggunakakan Gillette. Kekasihmu munggkin tak akan mau berkencan bila kau tak mengajaknya nonoton film Hollywood terbaru di blitz megaplexs atau pun Cuma di XXI.
Rasa percaya diri yang semakin terkontrol oleh kapitalisme yang memanfaatkan imajiner sebuah kemewahan dan penuh ilusi dengan menacapkan sebuah prestise semata buakanlah kebutuhan yang benar kita inginkan.
+pemBajak kota
Tidak ada komentar:
Posting Komentar