Rabu, 15 Mei 2013

TAMEN (Taman Menteng)




Tetapi tahukah Anda bahwa Menteng adalah kota taman pertama di Indonesia yang dibangun oleh Belanda? Tahukah anda bahwa dinamakan Menteng karena kawasan yang dahulu milik tuan tanah keturunan Moor (Arab) banyak ditumbuhi pohon buah menteng? Dan kalau bebapa bangunan tua di Menteng itu memiliki sejarah panjang perjuangan kemerdekaan Republik .
 
baca di taman_edwanov
Menteng merupakan kota taman warisan kolonial Belanda. Taman Menteng yang berada di kawasan kota taman menteng di Jl.HOS Cokroaminoto Agar berhasil, taman atau ruang publik harus mudah diakses. Taman yang baik adalah selalu mudah diakses dengan berjalan kaki, seperti jalan sekitar taman yang bukan aspal melainkan digantikan oleh batu andesit agar pengguna kendaraan bermotor tidak dapat melaju dengan cepat sehinnga memberikan keamanan bagi pejalan kaki. Sebuah ruang publik yang dikelilingi oleh jalan utama akan memotong lalu lintas pejalan kaki dan kekurangan elemen esensialnya. Memang trotoar sebagian jalan menuju taman ini cukup lebar tapi di penghujung Jl. Diponogoro yang menyempit.
jalan-jalan di taman_edwanov

Dengan adanya event-event berupa Car Free Day yang hampir selalu dilaksanakan setiap hari Minggu Taman Menteng. Karena lokasi taman yang berdekatan dengan jalan utama seperti Jalan Imam Bonjol, Jalan Sudirman dan Jalan M. H. Thamrin maka para pengguna ruang publik selalu didominasi oleh pengguna sepeda. Dan pada malam harinya sering juga bebrapa komunitas motor kumpul di kawasan ini.

Menteng merupakan perumahan villa pertama di kota Jakarta (dulu Batavia), yang dikembangkan antara tahun 1910 dan 1918. Perancangnya adalah tim arsitek yang dipimpin oleh P.A.J. Mooijen, seorang arsitek Belanda yang merupakan anggota tim pengembang yang dibentuk pemerintah kota Batavia.[1] Rancangan awalnya memiliki kemiripan dengan model kota taman dari Ebenezer Howard, seorang arsitektur pembaharu asal Inggris. Bedanya, Menteng tidak dimaksudkan berdiri sendiri namun terintegrasi dengan suburban lainnya. Thomas Karsten, seorang pakar tata lingkungan semasanya, memberi komentar bahwa Menteng memenuhi semua kebutuhan perumahan untuk kehidupan yang layak.

Proyek Menteng dinamakan Nieuw Gondangdia dan menempati lahan seluas 73 ha. Pada tahun 1890 kawasan ini dimiliki oleh 3.562 pemilik tanah.[2] Batas selatannya adalah Banjir Kanal Barat yang selesai dibangun 1919. Rancangan Mooijen dimodifikasi oleh F.J. Kubatz dengan mengubah tata jalan dan penambahan taman-taman hingga mencapai bentuk yang tetap antara 1920an dan 1930an.
Sebagai kota taman, di kawasan ini banyak dijumpai taman-taman terbuka. Taman Suropati, yang terletak di antara Jalan Imam Bonjol dan Jalan Diponegoro. Kemudian terdapat Taman Lawang yang terletak di Jalan Sumenep, Situ Lembang di Jalan Lembang, serta Taman Cut Meutia di Jalan Cut Meutia. Di kawasan ini dulu pernah berdiri Stadion Menteng, yang kini telah beralih fungsi menjadi Taman Menteng.
rumah kaca taman menteng

Selamat berjalan-jalan di kawasan menteng dan kalau setiap Sabtu pukul 17:05 - 21:55 wib mungkin untuk bersinggah di Taman Menteng dimana ada komunitas baca-baca di taman yang memanfaatkan sebuah ruang publik di taman ini. Baca-baca di taman dengan tag line yang sedikit sarkas “MAU PINTAR KENAPA MUSTI BAYAR”. Tepatnya di depan rumah kaca walau pun aneh di daerah yang tropis di didrikan rumah kaca pantes saja ada tiga orang yang terisnpirasi membuat band Efek Rumah Kaca, mungkin juga terisnpirasi bukunya Pramoedya Rumah Kaca.Dan kemungkinan anda mendapat inspiasi juga kalau membaca sama-sama atau sharing di depan rumah kaca. Walau awal berdirinya taman menteng menimbulkan kontroversi karena harus mengahancurkan sebuah bangaunan tua yang bersejarah yaitu stadion sepak bola yang juga langka di Jakarta ini.
                                                                                                        Edwanov_komazine

Tidak ada komentar:

Posting Komentar