Kebangkitan Nasional 107 tahun kemudian
Memang sejak 17 Agustus 1945 kita sebagai bangsa yang sudah …Merdeka
dari kolonialisme. Dan juga sudah 107 tahun yang lalu bangkit sebagai bangkitnya
rasa nasionalisme bangsa yang sama terjajahnya senasip dan sepenanggungan di
bawah sistem imperialisme yang menghisap sumber daya alam dan penindasan
manusia atas manusia serta bangsa antar bangsa.
Kebangkitan Nasional 107 tahun yang lalu, apa hanya menjadi
sebuah penanda kematian di bidang pendidikan yang semakin menjauh dari sebuah
pembebasan untuk membebaskan penindasan, kebodohan, dan kemiskinan. Dan
pendidikan Indonesia saat ini adalah pemenuhan kebutuhan pasar, yaitu kebutuhan
tenaga kerja yang siap untuk tidak kreatif, kritis dan mau untuk kerja lembur,
deadline dan siap kerja kontrak tanpa jaminan masa depan sebagai tenaga
produktif buruh tak mempunyai hak untuk mendapatkan hidup layak saja apa lagi
hidup sejahtera. Apa lagi untuk bersosialisai dalam hidupnya makanya ada
selogan buruh jomblo karena sistem kerja yang tak adil begitu memakan waktu
luang mereka untuk memenuhi target produksi. Dengan persaingan dan tenaga kerja
yang banyak dan murah menghasilkan kompetisi yang menguntungkan pemilik modal
(kapital) .
Cepat lulus sekolah : SMA, kuliah dan terus bekerja mengadu nasib
dengan sebuah ijasah yang baru-baru ini banyak di temukan ijasah aspal. Hmm,
Kenapa aspal yap’s.. asli tapi palsu tak perlu usaha bersekolah
yang menghabiskan waktu, cuma bayar dari sebuah lembaga pendidikan yang resmi
maka bim sala bim abra kadabra.. munculah ijasah yang menujang untuk
mendapatkan pekerjaan dan ada juga yang memenfaatkanya untuk naik posisi yang
lebih baik begitu pula upah yang di dapatkanya.
Bekerja demi memperpanjang hidup, kalau tak bekerja kita tak
selamanya bergantung kepada orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidup yang
semakin bertambah saja kebutuhan pokoknya selain makan dan minum,
bersosialisasi dan kebutuhan baru seperti pakaian baru, pulsa dan gawai terbaru
untuk dianggap seperti manusia lainya.
“Jika waktu adalah uang maka kecepatan adalah sebuah
kekuasaan”. Paul Virilio, 2000. hmm.. generasi instan siap saji dalam kebutuhan
pasar akan tenaga kerja murah dan terus di eksploitasi tenaga kerjanya.
Lahirnya dari sebuah system yang tak adil yaitu kapitalisme berhasil
menciptakan sebuah generasi instan dimana sistem pendidikan mencetak generasi
muda yang produktif: Kritisisme dan kreatifitas yang dibonsai habis untuk
kepentingan pemilik modal dan tentu saja untuk keabadian sebuah sistem kapitalisme
itu sendiri.
@edwanovmikel Mei 2015