smile ..komazine #12 |
Kamis, 22 November 2012
Sabtu, 13 Oktober 2012
9 9 9
Suatu hari rabu yang panas sekali sekitar 35
derajat Celsius ah gila..
Panas terik gersang tersangkut
pohon di atas mawar berduri yang indah nan pesona, semak belukar tak akan damai
tanpa kesetaraan ekonomi yang menghadang. Sebuah hari yang jarang kita temui, berseri
kembar tanggal 09 bulan 09 tahun 2009.
Sesuatu yang tak biasa terjadi
yang bertepatan dengan kelahiran presiden di negri yang alamnya rayanya kaya
tetapi hanya sekelompok kecil saja yang menikMATI kemakmuran itulah Indonesia.
Ada perayaan
ada kelahiran, kematian. Ada
penguasa dan ada pemberontak dalam kehidupan ini lebih menyenagkan kekuasaan. Sby
yang sialnya bertepatan pada hari ultah 9 9 9, hari yang tak biasa di
bandingkan dengan hari-hari sebelumnya dimana suasanya sepi menjadi semarak
dengan menumpuknya titik-titik kemacetan di jalan dengan memenuhi hasrat untuk
berbelanja. Mereka memulai ritual menyambuat hari raya ini dengan berbelanja,
sambut dengan konsumtif yeah membeli dengan berlebihan-lebihan itu akan membuat
hari raya menjadi hari yang penuh keceriaan dan membut kapitalisme ini terus
bernapas, di tengan ekonomi kapital yang sedang krisis
Hari raya ini memberi napas buatan untuk kapitalis segera bangkit
kembali ..ahh merayakan hari raya dengan konsumtif ..oh yeah baby. Bantu kapitalisme
yang sedang krisis ini segera mati. Ternyata kita malah memberi napas bantuan
kapitalisme dengan perayaan agama barunya yaitu konsumerisme.
Yang
selalu terjadi menjelang akhir ramadhan; harga cabe naik, barang-barang
kebutuhan pokok merangkak, pasar hiruk pikuk, orang-orang berjubel di
pusat-pusat pertokoan, terminal penuh, bandara antri, stasiun sesak,
lalu-lintas padat, jalur Pantura macet sekian kilometer, dan seterusnya.
Eforia..!
Eforia..!
Barangkali Indonesia adalah satu-satunya
negara yang punya tradisi mudik paling ramai. Hari raya di negara-negara lain
di rayakan dengan cara yang tidak sesibuk kita lakukan. Lebaran mungkin
dimaknai sebagai gong terakhir dari parade panjang ibadah puasa.
Tetapi selalu ada eforia di hari
raya seolah ungkapan keterlepasan dari derita yang sebulan lamanya. Bahkan
hasrat yang dikekang selama sebulan itu keluar dalam bentuk konsumerisme tanpa
batas. Dan tanpa sadar kita melakukanya, ramai-ramai. Adakah itu
ekspresi ke-Fitri-an kita atau praktik kelarutan dalam budaya massa?
“Kembali kepada fitrah”.
Ungkapan itu menyiratkan bahwa ada lapisan-lapisan yang menutupi diri dan mata
hati kita. Akhirnya membuat kita tak lagi bisa melihat realitas dengan
kejernihan mata batin Ia seperti karat yang melapisi besi tua. Karat itu bermacam-macam,
misalnya, menumpuk kekayaan untuk kepentingan pribadi, meledakakn bom,
menggusur rakyat miskin, mengkonsumsi barang yang sesungguhnya tak
dibutuhkan, dan sebagainya. Singkatnya, kita kerapkali mengidentifikasikan diri
kita dengan sesuatu yang bukan kita. Karena itu yang kadang kita sebut “aku”
sesunguhnya adalah status itu, pretise itu, gengsi itu, jabatan itu, dan
popularitas itu.
Lepas dari Rutinitas
Hampir setiap orang tenggelam dalam putaran hari yang itu-itu saja. Kita seolah-olah seperti dipaksa oleh sebuah sistem yang akhirnya dirasakan sebagai sesuatu yang biasa dan alami. Tak ada ruang sedikit pun untuk menarik nafas panjang. Bagi kelas workaholic rutenya mungkin demikian; bangun pagi, berangkat kerja, istirahat dan makan siang, kerja lagi sampai sore, pulang kerumah, terjebak macet, sampai dirumah diujung magrib, lelah, makelove, tertidur, bangun pagi , berangkat kerja lagi, begitu seterusnya. Rutinitas itu berputar berbulan-bulan bahkan hingga bertahun-tahun. Semua itu tak bisa ditolak dalam kehidupan yang bertumpu pada ketepatan dan kepastian ala cara kerja sebuah mesin.
Ketenggelaman dalam kehidupan
banal yang demikian menjadikan kita semakin terkikis dari kedalaman jiwa.
Rutinitas yang banal itu membentuk kesadaran semu yang terkadang juga dianggap
sebagai identitas diri. Kesadaran yang dibentuk oleh kerutinan pasti akan
merepresi keinginan-keinginan terdalam yang biasanya disebut ‘makna’. Karena
rasionalitas kehidupan modern yang bertumpu pada cara kerja industri melahirkan
pola rutinitas layaknya mesin. Yang tidak sesuai dengan kemauan mesin silahkan
menyingkir atau terhempas.
Namun di dalam ketenggelaman
tersebut sebenarnya ada sesuatu yang menarik-narik untuk kembali pada
diri yang otentik. Rasa bosan yang kadang kita rasakan dan stress yang
kerap hingap merupakan bentuk-bentuk gejala dari panggilan jiwa ini. Tetapi tak
banyak orang yang betul-betul mendengarkanya dan memenuhi panggilanya. Bahkan
tidak jarang keinginan untuk kembali pada yang otentik itu justru
dimanipulasi lagi dengan mengumbar hasrat baru.
Konsumerisme terjadi bukan karena
barang yang dibeli benar-benar dibutuhkan, tetapi terutama karena barang itu
memberi rasa identitas terhadap pemiliknya. Kembali pada fitrah hakekatnya
adalah kembali pada diri yang otentik dengan melepaskan balutan-balutan hasrat
yang penuh tipu daya yang magis yang membius persepsi akan eksitensi.
*edwanov
Rabu, 19 September 2012
COBA dan LAWAN
Sebuah sejarah dalam peradaban manusia, di temukan mesin
uap untuk menggerakan sesuatu benda yaitu alat transportasi kereta yang semula
di gerakan oleh binatang kini dengan mesin uap dengan batu bara, diesel, kini
listrik bahkan nuklir.
Naik kereta api
siapa hendak turut
ke Bandung - Surabaya
…..Lekaslah hendak
naik
Ayo, cobalah dengan percuma……
Atawa kata lainya
gratis is free !!!
Lagu naik kereta api merupakan sebuah cerminan untuk
mencoba bahwa tansportasi seperti kereta api adalah cuma-cuma untuk di tumpangi
bukanya malah di privatisasi. Nasionalisasi aset-aset vital di kelola dalam
Negara dengan sebuah sistem sosialisme.
Dengan semangat berani untuk mencoba untuk hidup lebih
hidup di dalam menyambut kematian kapitalisme. Bukanya malah salah memaknai
sebuahsemangat hidup berani menyerempet bahaya dengan kekonyolan kaum romantic
melankolic yang penuh tipu muslihat dengan semangat perlawanan tapi nyatanya
sebuah strategi pemasaran untuk menjual dirinya atau produk demi kepentingan
dirinya sebagai borjuasi kecil untuk menjadi seorang kapitalisme yang sejatinya,
mengumpulkan nilai lebih dan mengembangkanya untuk lebih besar dengan mencuri
nilai kerja buruh.
“Pertukaran yang bebas antara atas barang atau jasa” dimana
mereka memiliki modal (kapital) akan mampu untuk mengumpulkan dan mendapatkan
lebih banyak lagi, dengan harga yang harus mereka dibayar oleh mereka yang tak memiliki kapital dan
terpaksa menjual tenaga kerja (proletar).
Yeah.. kapitalisme memang sistem yang menyebalkan dan kita merasakan
di dalam kehidupan keseharian kita yap’s, kita di pecundangi oleh kapitalisme
dalam kehidupan menjadi koma antara batas kematian dan kehidupan. Tetapi krisis
yang di alami kapitalisme tidaklah membuat para pemilik modal ini melompat
keluar dari jendela, tetapi bertahan survive untuk menyelamatkan kemapananya
sebagai sistem yang baik demi kepentingan kapital itu sendiri.
Kapitalisme sebagai sebuah system yang menyebalkan tapi
sudah berurat akar dan kini rapuh termakan oleh rayap-rayap dalam batang pohon
kapitalisme yang kian menua dan usang. Apakah ada sebuah keberanian dalam
menentang kapitalisme, dari dulu sampai kini sebagi sebuah bangsa Indonesia
tetap saja belumlah mempunyai riwayat tersendiri melainkan hanya sebgai budak
penurut dari perampok bangsa asing. Bangsa Indonesia sebenarnya mempunyai
keberanian tetapi belumlah di latih seperti lagu naik kereta api yang penuh
dengan semangat berani hidup menyerempet bahaya dalam naik kereta dengan
gratis. Sebuah kebranian yang kian hilang di telan oleh hegemoni kapitalisme
yang segalanya musti di beli dan beli. Berkomunikasi pun kini harus bersentuhan
dengan kapitalisme yaitu menggunakan media/alat-alatnya ada hp dari jenis gsm,
cdma, i-phone, bb, i-pad, notebook semua serba mengakumulasi modal kapitalisme
dengan semangat konsumtif untuk bersosialisasi and tambah eksis.
Ayo cobalah dengan percuma seperti di udara, ayo
berorganisasi perlawanan dan terus berkawan untuk mencapai kemenangan sebagai
kelas yang tertindas.
Januari
diantara penghujan di pagi hari
_edwanov_
Kamis, 13 September 2012
solidaritas tanpa batas FREE PUSSY RIOT
Setelah kawan-kawan
melakukan kampanye selama tiga hari yang di mulai dari hari senin 10-12 september 2012 untuk
menggalang aksi solidaritas di taman Sumenep ,Tosari Jakarta Pusat untuk band punk PUSSY RIOT yang di
tangkap oleh pemerintahan Rusia di karenakan melakukan protes dengan
menyanyikan lagu yang menyindir pemerintahan di bawah Vladimir Putin yang
menghubungkan urusan agama untuk melanggengkan kekuasaaanya.
Start aksi di
mulai pukul 12:00 wib di mulai di taman Sumenep – Tosari Jak-Pus. Menuju kedubes
Rusia di daerah kuningan Jak-Sel. Sekitar 15 orang kawan-kawan dari berbagai macam
profesi ; seniman, pemuda, buruh, pelajar, dll. Bergerak dari taman Sumenep
menuju kuningan melakukan long marc walau termasuk dengan jumlah pesrta yang
cukup sedikit tetapi kawan-kawan tetap semangat di bawah teriknya mentari
dengan suhu sekitar 36 derajat Celsius. Sambil menyayikan lagu-lagu yang
membakar semangat satu persatu perserta aksi saling bergantian untuk berorasi
menyatakan solidaritasnya terhadap pembungkaman berekspresi yang dilakukan band punk
Pussy Riot oleh pemerintahan Rusia yang berkuasa.
Karena waktu
yang mendesak setalah sampai di depan pusat kebudayaan Italia . kesepakatan
kawan-kawan untuk menggunakan bis menuju krdubes rusia. Dan setelah kantor KPK kawan juga menunggu kawan-kawan yang lain di
depan halte pasar festival sambil melakukan kampanye terhadap pejalan kaki yang
melintasi.
Jam 2 siang
kawan-kawan melakukan longmarc menuju kerumah dubes Rusia yang bertepatan di
belakan kedubes Rusia. Sambil menyanyikan lagu-lagu perjuangan yang membuat
pesrta semakin semngat walaupun di bawah terik mentari, sambil melakukan orasi dan
corat –coret di jalanan free pussy riot, kebasan ekspresi , punk bukan criminal
.
Tepat di depan rumah ke dubes Rusia kawan
menyolidkan barisan dan kembali melakukan orasi dan grafiti di jalanan, dan menempelkan
poster di pintu pagar rumah kedubes Rusia, 10 menit aksi solidaritas
berlangsung staf kedubes keluar dan sesudah itu ke dubes keluar dari kantor kedubes RUsia lewat pintu belakang menuju
rumahnya yang berjarak 8 meter -+. Dan kawan-kawan
peserta meneriakkan lebih lantang bebaskan pussy riot dan mendesak Pemerintahan
SBY melakukan desakan untuk bebaskan pussy riot atau usir Dubes Rusia dari Indonesia.
Dan tak lama aparat pun satu persatu mulai mendatangi peserta aksi solidaritas
yang tak menurun semangatnya bersolidaritas tanpa batas. .. Solidaritas tanpa
batas .. satu bumi satu Negara ..tanpa tentara ..tanpa penindasan. Tak berselang
dua orang staf kedubes Rusia mendekati peserta aksi solidaritas untuk berdialog
dan sedikit terjadi ketegangan di karenakan salah satu staf yang berkemeja biru
dan berbadan besar itu sedikit emosi berdebat dengan salah satu peserta dengan
melontarkan mereka , pussy riot itu melakukan sesuatu yang menghina memainkan musik
di gereja itu alasan kenapa mereka di
tanggkap yang diberikan staf kedubes Rusia kepada peserta aksi solidaritas untuk PUSSSY
RIOT. Dan kawan –kawan tetap solid dan
kembali melakukan orasi serta aksi garfiti dan aparat polres Jak-Sel semakin
banyak dan melakukan pendekatan dengan persuasive.
Kawan tak gentar
ketika aparat menyatakkan pelarangan aksi di depan rumah kedubes Rusia dan
setelah negoisasi kawan di beri waktu 10 menit lagu untuk melakukan aksi
solidaritas dan menutup aksi dengan menyayikan lagu internasionale. Setelah waktu yang
diberikan habis kawan-kawan menuju kedubes Rusia dan kembali melakukan aksi di
isi dengan orasi dan 5 menit berlangsung kawan kembali pulang ke taman Sumenep, Menteng Tosari.
Berekspresi dan
meneriakkan suara hati adalah kebebasan individu. Saat kebebasan di renggut
maka itu adalah pengingkaran terhadap nilai-nilai demokrasi dan kemanusiaan.
PROTEC THE HUMAN AND PROTECT
FREE EXPRESSION.
Solidaritas Rakyat untuk PUSSY RIOT
komazine.ay/ewn
Rabu, 22 Agustus 2012
Senin, 23 Juli 2012
Langganan:
Postingan (Atom)