kecoa ke megaria ilustrasi UU |
Saat hujan tak henti-hentinya
turun membasahi tanah Jakarta, sekedar mencari tempat untuk terhindar dari
guyuran air yang tertumpah begitu deras dari langit yang sedang bersedih
melihat buruh yang terpaksa mengangur karena habisnya masa kerja, petani yang
terbakar kulitnya tapi hasil panennya jauh dari apa yang mereka curahkan demi
meperoduksi pangan dan hasilnya mereka harus terpaksa menjual hasil kepada para
tengkulak dan mau tak mau menjaual sawahnya demi menyekolahkan anak-anaknya
tapi anak-anakanya sudah sekolah SD, SMP, SMA sampai perguruan yang tinggi
berharap untuk merubah nasib dan kelas sosialnya terpaksa harus mengangur
karena mereka hanya menjadi penonton karena banyak sekali pekeja asing yang
bekerja di negri ini dengan globalisai kapitalisme yang mencengkaran karena tak
ada lagi sebuah perlawanan yang kuat dengan persatuan rakyat tertindas.
Hmm melayang terbayang dari
desa-desa sampai ke kota akhirnya seekor kecoa membuyarkan sebuah lamunan yang
begitu nyata di depan mata. Mempersilakan seekor kecoa masuk terlebih dahulu ke
dalam bioskop, mungkinan kecoa tersebut penasaran melihat orang-orang mayoritas
anak-anak muda masuk ke dalam sana dan membayar begitu besar apa lagi dengan
atau tak berpenghasilan untuk menonton sebuah film yang berideologi propaganda
kapitalisme membawa sebuah pesan dan angan-angan tentang tak perlu melawan, apa
lagi menghimpun diri dalam sebuah organisasi perlawanan, hanya Cuma menonton
dan bermimpi melawan toh kapitalisme akan hancur dengan sendirinya hahahaha (mimpi saja).
hujan |
Hujan tak reda juga sudah hampir
dua jam kurang lebihnya menunggu di dalam bioskop bukannya untuk menonton tapi
ya berteduh dari guyuran hujan. Menonton bioskop dan rupa-rupa para pengunjung
itulah tepatnya. Hahaha anehnya lagi banyak yang mereka lakukan sewaktu
menunggu mereka sibuk sekali masuk ke dalam dunianya sendiri mungkin termasuk
dalam katagori autis tapi mereka kan orang normal buktinya mereka menunggu
kekasih mereka atau kawan-kawan mereka untuk menonton secara masal di bioskop.
Dengan gadget terbaru pakaian
trendy masa kini menjadi untuk dianggap manusia dengan konsumtif maka kau ada,
kalau tak konsumtif kau bukan manusia tapi sejenis mahluk aneh berupa manusia
hahahaa tawa kecoa semakin nyaring terdengar mengelitik,” kenapa kau tak
seperti mereka?” yang tak bebas dan merdeka dari belenggu branding, pencitraan
yang prestise oleh sebuah produk yang sebenarnya mereka tak di butuhkan itulah yang
namanya konsumtif.
Uu November 2013 saat cuaca
sejuk, Jakarta |komazine| no.16|hujan